Mohon tunggu...
Wachyu Eko Utami
Wachyu Eko Utami Mohon Tunggu... lainnya -

I love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Sini, di Sepenggal Pagi

23 Desember 2017   19:14 Diperbarui: 23 Desember 2017   19:14 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Waringinkurung Serang Banten, 23 Desember 2017

Panggung sudah sepi. Konser pun telah usai. Di sini, sedari pagi terus ada narasi & orasi. Juga nasyid yang menggugah hati. Membara menyulut semangat, juga membuat mata menghangat.

Beberapa shalihah berjilbab dengan tepian: merah, hitam & hijau, berseliweran di luar zona panggung, di antara pengunjung. Membawa kardus, yang isinya terus menggunung.

"Palestina-nya Pak, Bu," sapa mereka ramah.

Di panggung pun, terus bergolak dengan gejolak yang membuncah. Bersama Tim Nasyid Shoutul Harakah. Berbagai cara dilakukan untuk menggalang dana. Orasi dari para petinggi pun sangat menggugah jiwa dan mengurai air mata. Hanya cukup menjadi manusia, untuk memahami kejamnya arti kata: penjajah. Juga bahwa darah dan air mata Palestina, adalah darah dan air mata kita.

Ada acara-acara lelang barang. Bahkan para peserta bazaar pun, berlomba menshadaqahkan hasil penjualannya.  Dan semua ini, untuk Palestina. Oiya, juga untuk para korban bencana di Indonesia. 

Barakallah, konser kemanusiaan ini diadakan bersamaan dengan event pembagian raport siswa di SIT Bina Insani. Serentak di PG, TK, SD, SMP, SMA & Ponpes Tahfidz-nya. SIT Bina Insani, adalah tetangga sekolah tempatku mengajar. Juga tempat bersekolah keempat anakku.

Tapi, saking rempongnya dengan urusan internal eraport yang total input nilainya ada 4.800 biji, membuatku tak sedikit pun ikut mempublikasikan event akbar ini. 

Makanya, emejing rasanya. Saat di sana, tetangga mepet tembok rumahku, berpartisipasi ikut berjualan di bazaar.

Makanya, emejing jadinya. Saat di sana, aku melihat 2 muridku. Di masjid, saat usai menunaikan Shalat Dzuhur, 

"Ibu, assalaamualaikum. Kenal saya Bu?" sapa salah satunya sambil mencium tangan.

"Kenallah. Anak Ibu geh, masa iya nggak kenal?"  jawabku sambil  tertawa memeluknya. 

Aku maklum dengan pertanyaannya, karena dia memakai masker hitam. Tapi aku tidak pangling. Di sekolah, semua orang kenal mereka, karena berbagai aktivitas dan prestasinya.

Aku ajak mereka berfoto bersama. Golden moment. Ngajari narsis, dikit doang piiiss. Kriuk. 

"Ayuk kita foto-foto dulu di panggung. Kaget Bu Wachyu, ketemu kalian di sini. Kok tahu sich kalau ada acara ini?"

"Tahulah Buuu.. Posternya kan ada dimana-mana,"  jawab mereka. 

Haha, iya juga ya. Apalagi setiap hari, rute berangkat sekolah mereka dari rumah  pun melewati sekolah anak-anakku ini.

Eh, lha kok di area panggung ketemu lagi dengan muridku yang lain. Hebohlah kitah. Yang satu, mantan Ketua OSIS dengan bejibun prestasi lomba-lomba. Yang satu, si kalem anggota Paskibra dan Pramuka.

Masyaa Allah, sekedar ketemu di suatu acara tanpa sengaja saja senangnya war biyasah. Apalagi kalau ketemuannya di jannah yah? 

~ Ya Allah, semoga Engkau layakkan. Aamiin.

"Iiih, cuma ketemuan gak sengaja di sini saja, Bu Wachyu sudah senang. Nanti Mbak, kalau di surga-Nya, aamiin, suasananya juga seperti ini. Kalau ketemu dengan teman dunianya, akan heboh. Terus sama-sama nyari yang lain," ujarku.

"Iya tah Bu?"

"Iya. Masya Allah, seru ya!!"

"Mana ya Kang Fadly?"

Ah iya. Ada alumni kami, mantan Ketua Osis yang jadi guru di sini. Juga ada Teh Novi. Kemana ya, kami harus mencari? Habis sudah mulai sepiii.

Yaa Allah, tolong kabulkan doa kami. Sungguh kami ingin, selalu berjumpa dan berjumpa kembali dalam cinta dan ridha-Mu.

Dan untukmu Palestina, tunggu cinta kecil SMAWAR tahun depan yaa!! Insya Allah. Percayalah, walau kami sekolah di negeri, hati kami tetap cinta. Kami tak rela dirimu dinista. Juga karena kemerdekaan, adalah hak alam semesta. 

#Kita bersama Palestina

#Selamanya cinta

wachyuekoutami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun