Ketika barang sampai, ternyata barangnya memang mirip tetapi tidak ada label merk yang disebutkan dalam deskripsi. Padahal katanya merknya ABCD. Ketika saya konfirmasi kepada penjual, mereka tidak menjawab. Â
Baru-baru ini, saya juga mencari sparepart alat rumah tangga, karena sparepart lama rusak. Konon katanya di marketplace segala ada.
Ternyata benar, saya menemukannya. Daripada beli baru yang harus satu paket, lebih baik hanya mengganti sparepart yang rusak saja. Setelah mencocokan tipe barang, saya masih bertanya lewat chat kepada admin toko online untuk meyakinkan diri.
Sama dengan kasus yang pertama di atas, penjual terkesan judes dan seperti berusaha membuat calon pembeli untuk tidak bertanya lebih lanjut. Ditambah ancaman barang tidak dapat dikembalikan dan tidak menjual barang palsu. Jadi harap pastikan tipenya benar.
Setelah meyakinkan diri tipenya memang benar, maka saya memutuskan membeli juga. Dan ternyata, barang itu tidak dapat dipakai karena sama sekali berbeda dengan tipe barang yang saya butuhkan. Untung langsung dibuka saat sampai sehingga saya dapat langsung mengirimkannya kembali untuk dikembalikan, dengan menunjukan foto perbandingan bentuk barang yang lama (asli) dengan yang baru saja dibeli. Ternyata marketplace menyetujui pengembalian barang tersebut.
Penjual marah-marah. Namun saya balik bertanya, "Emangnya untuk tipe ini ada berapa macam bentuk barangnya?"
Tetapi penjual tidak menjawab lagi.Â
Padahal barang itu cuma merk lokal yang harganya tidak seberapa dibandingkan barang-barang mewah yang sering "di-KW-kan".Â
Koq bisa terang-terangan di marketplace yang diakses secara publik ada barang asli tapi palsu (aspal)?
Terlepas dari harga, kualitas (baik atau buruk) yang ditawarkan, merk terkenal atau bukan, bukankah itu sebuah pelanggaran hukum? Bagaimanakah tanggung jawab marketplace dalam hal ini?
Ternyata setelah saya cari tahu, untuk barang-barang KW, harus ada yang melaporkan dulu, yaitu pihak yang dirugikan. Kalau begitu, yang sudah pasti dirugikan adalah pemilik brand asli.