Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Perlu Kerendahan Hati untuk Dapat Menerima dari Orang Lain

13 April 2025   21:16 Diperbarui: 16 April 2025   14:08 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sendirian, mandiri. (Sumber: KOMPAS/CHY)

Ada saat saya bosan di rumah, dan ngotot pergi jalan-jalan di sekitar lingkungan rumah menggunakan kursi roda. Ditemani ibu dan adik, kami pun ke luar rumah. 

Baru beberapa meter sudah terasa, betapa sulitnya menggunakan kursi roda di jalanan yang memang tidak dirancang untuk pengguna kursi roda. Jangankan untuk pengguna kursi roda, untuk pejalan kaki biasa saja masih jauh dari standard yang baik.

Ilustrasi: duduk di kursi roda (sumber: media.istockphoto.com)
Ilustrasi: duduk di kursi roda (sumber: media.istockphoto.com)

Dengan semua percobaan saya untuk beraktivitas normal seperti biasa, walaupun tidak bisa berjalan, akhirnya saya menyerah. Merelakan diri untuk hanya di rumah saja. Kebiasaan saya yang bebas merdeka (namun bertanggung jawab), dan tidak bisa hanya diam di rumah, sementara harus "dimatikan" dulu.

Saya juga terpaksa harus merelakan diri dibantu orang lain.

Dan selama itu mulai timbul kesadaran: ada saat memberi, ada saat menerima. Mungkin dulu saya lebih banyak menyediakan diri untuk "memberi". Entah itu waktu, tenaga, materi, dll, tetapi sulit untuk menerima dari orang lain.

Salah satu aktivitas rutin saya adalah mengunjungi orang-orang sakit. Akibat kecelakaan itu, justru saya yang menjadi orang sakit. Ternyata, itu bukan sesuatu yang mudah buat saya. 

Sebuah kesadaran timbul. Perlu kerendahan hati untuk dapat menerima dari orang lain. 

Tiga bulan berlalu, saya bisa berjalan walau cepat lelah dan masih harus menggunakan tongkat sebagai penyangga. Tongkat yang biasa dipakai para lansia untuk menjaga keseimbangan. 

Setiap lima menit saya harus duduk beristirahat, baru kemudian jalan lagi. Jalannya pun lambat. Jarak yang seharusnya bisa ditempuh dalam lima menit jalan kaki, dengan kondisi kaki seperti itu saya bisa menghabiskan waktu 30'.

Saya kembali bekerja, dan tinggal di kost. Beruntung kantor saya dekat dengan tempat kost. Saat makan siang, saya cuma makan di kantin kantor, dan sekalian beli untuk makan malam supaya tidak perlu jalan lagi ke luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun