Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kabur ke Luar Negeri, Bukan Sekadar tentang Kenyamanan

16 Februari 2025   00:30 Diperbarui: 17 Februari 2025   14:37 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tren #KaburAjaDulu Disebut Jadi Simbol Kekecewaan Anak Muda. (Dok. Freepik via kompas.com)

Masalah gaji? Ya iyalah lebih tinggi daripada di Indonesia. Kalau sama mah, buat apa pergi ke luar negeri mengorbankan banyak hal?! Mending di Indonesia, tetap di zona nyaman. Tetapi apakah cuma itu yang dikejar? Kalau cuma mengejar uang, jika dibandingkan dengan tantangan yang dihadapi, sudah pasti saya akan kalah mental dengan mudahnya. Uang hanyalah kompensasi atas semua pengorbanan meninggalkan kehidupan sebelumnya yang bisa jadi sudah nyaman, dan juga atas profesionalisme dalam pekerjaan.

Yang jauh lebih berharga, adalah pengalaman, wawasan, dan pengetahuan yang didapat. 

Kalau di Indonesia, biasanya seorang karyawan dituntut hanya untuk kerja kerja dan kerja demi perusahaan, maka di sana saya mendapatkan wawasan dan pengrtahuan yang lain, yang mungkin tidak akan saya dapatkan jika tidak berani meninggalkan zona nyaman di Indonesia.

Mengalami hal yang tidak menyenangkan? Sering!! Tetapi yang paling berkesan adalah ketika tidak sengaja membuat kesalahan, dan atasan saya mengkaitkanya dengan nama "Indonesia". Duh...serasa jadi pencoreng nama Indonesia, padahal saya tidak mewakili Indonesia saat itu.

Kalau sekarang sedang marak tagar #kaburduluaja, yang maksudnya kabur ke luar negeri demi penghasilan yang lebih baik, itu bukan cuma di Indonesia lho. Buktinya, ada orang Indonesia yang keluar negeri, tetapi ada juga orang luar yang malah datang ke Indonesia untuk bekerja. 

Seorang teman bule, bekerja di Indonesia selama beberapa waktu dengan penghasilan yang lebih kecil dibandingkan penghasilan di negaranya. Kenapa dia mau? Demi pengalaman hidup katanya.

Orang Singapura sekolah dan bekerja ke Australia, sementara orang Australia malah datang ke Singapura untuk bekerja. Orang Filipina bekerja di Indonesia, eh orang Indonesia malah pergi ke Filipina untuk bekerja. 

Seorang teman asal Paris, setelah sepuluh tahun tinggal di Singapura, baru memutuskan pulang ke kampung halamannya. Sementara, beberapa orang Singapura malah pindah ke Eropa. 

Motivasi orang untuk #kaburduluaja ke luar negeri bisa macam-macam. Seperti saya, itu adalah mimpi masa kecil yang akhirnya terwujud. Sementara ada orang lain, #kaburduluaja ke luar negeri tujuannya untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Ada juga yang karena menikah dengan orang luar, sehingga harus pindah dan mau tidak mau mencari kerja di negara tempat tinggal yang baru.

Rasanya kita tidak berhak menghakimi orang-orang Indonesia yang memutuskan untuk #kaburduluaja ke luar negeri dengan berbagai macam alasannya.

Yang jelas orang-orang yang #kaburduluaja ke luar negeri adalah orang-orang yang berani menantang diri sendiri, keluar dari zona nyamannya, dengan segala resiko yang belum diketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun