Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Online Tidak Seperti yang Saya Bayangkan

24 September 2020   00:22 Diperbarui: 24 September 2020   00:35 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: https://img2.chinadaily.com.cn/

Dilain waktu saya menelepon seorang teman dimana pada akhirnya pembicaraan berlanjut pada keluhan si teman ini tentang repotnya mendampingi anak belajar online. Dan rupanya tugas-tugas sekolah lebih banyak dikerjakan oleh ibunya. 

Selain itu ternyata tugas-tugas itu masih harus diantarkan kesekolah. Saya mulai mikir, kenapa tidak disubmit online saja? Kalaupun belum ada platform aplikasi untuk belajar online ini, tugas-tugasnya kan bisa dibuat di komputer dan dikirim lewat email. 

Atau kalau harus tulis tangan untuk meyakinkan kalau yang membuat tugas adalah si anak, kan bisa di-scan dan hasil scan-nya bisa dikirim lewat email. Ternyata lagi-lagi kendalanya adalah mereka sekolah online menggunakan HP bukan komputer, jadi susah mengetik di HP untuk mengerjakan tugas. 

Oalah, begitu rupanya. Terbayang kalau gurunya juga video call menggunakan HP yang layarnya kecil, hanya mengandalkan buku-buku cetak, dan kurang visualisasi. 

Padahal sebenarnya mereka bisa bikin video sendiri dulu tentang materi yang akan disampaikan, entah itu dengan cara "mengajar sendiri" seperti di kelas. 

Ada papan tulis tempat mereka menulis dan menerangkan, mengatur tata bahasa, intonasi, dan kecepatan berbicara, agar lebih mudah dimengerti. 

Setelah mendapat rekaman video yang pas, video itu bisa diberikan kepada murid-muridnya atau mungkin ditampikan disaluran Youtube, sehingga murid dan orang tua bisa mengulang-ulang video tersebut sampai mengerti betul. 

Sementara itu guru dapat menyediakan diri untuk menerima pertanyaan-pertanyaan terkait pengajaran di video tersebut, dan menjawab misal dengan video call langsung, catatan email, dll.

Memang prakteknya mungkin tidak semudah itu, karena guru juga punya keterbatasan waktu atau jam kerja. Sementara untuk membuat rekaman mengajar, mungkin perlu diulang-ulang demi mendapatkan video pengajaran yang bagus. Belum lagi, mungkin mereka juga masih ada yang gaptek dan perlu bantuan orang lain untuk menghasilkan video itu. 

Namun saya kira seharusnya semua itu bisa dilakukan disekolah pada jam kerja mereka. Mungkin secara bergantian agar tidak terlalu ramai semua guru melakukan rekaman pada saat bersamaan. 

Sekolah seharusnya dapat menyediakan tenaga ahli untuk merekam guru-guru tersebut mengajar seperti biasa namun tanpa murid dihadapan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun