Mohon tunggu...
Maulana Yusuf
Maulana Yusuf Mohon Tunggu... Buruh - Kolom Opini

Hanya seorang pelajar yang senantiasa berusaha untuk menjadi terpelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Refleksi Akan Kondisi Umat Islam Saat Ini : Upaya Membangkitkan Peradaban

30 Mei 2018   04:00 Diperbarui: 30 Mei 2018   04:08 2564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"... I went to the west and saw Islam, but no Muslims; I got back to the East and saw Muslims, but not Islam."

-- Muhammad Abduh

"Semurni-murni tauhid, setinggi-tinggi ilmu, sepintar-pintar siasat"

- H.O.S Tjokroaminoto

Ketika saya membaca salah satu sub judul dari buku Civil Religion karya Jeffrie Geovanie yang menjelaskan tentang perjalanan Muhammad Abduh yang penuh akan refleksi mengenai apa yang ia lihat terhadap realitas masyarakat kala itu dan mungkin masih relevan dengan kondisi saat ini. 

Ketika ia pergi ke dunia Barat melihat realitas kemajuan peradaban di sana dengan masyarakat yang menerapkan kedisiplinan, tepat waktu, etos kerja yang tinggi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aspek lainnya.


Ia melihat terdapat unsur unsur ajaran Islam yang diterapkan di sana, namun kebanyakan mereka masyarakat Barat tidak beragama Islam. Ketika ia pergi ke dunia Timur, ia melihat banyak orang yang beragama Islam namun tidak melihat Islam di sana. Mereka terkurung dalam kemunduran, penindasan, kemiskinan, dan lain sebagainya.

Saat ini pun mungkin dapat kita temukan relevansinya. Ketika melihat peradaban Barat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya mampu membawa mereka menjadi negara-negara maju.

Banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan dalam segala disiplin ilmu seperti filsafat, ekonomi, politik, sosiologi, sejarah, dan lain-lain. Sedangkan kita selaku masyarakat muslim khususnya di Indonesia terjebak dalam kondisi-kondisi problematis serta dilematis. 

Kita masih terjebak dalam perdebatan hal-hal khilafiyah, terkurung dalam situasi ekonomi politik yang tidak stabil, kesenjangan dan ketimpangan sosial yang mengkhawatirkan, konflik horizontal yang memecah belah, ujaran kebencian yang membabi buta, krisis ekologi yang berdampak terhadap kelangsungan hidup, yang mana hal hal tersebut haruslah kita selaku umat Islam cari solusi dan benahi bersama-sama.

PENYEBAB KEMUNDURAN UMAT ISLAM

Menurut Muhammad Abduh, salah satu penyebab utama kemunduran peradaban Islam yaitu karena adanya sikap Jumud di dalam tubuh umat Islam. Jumud yaitu keadaan membeku/statis, sehingga umat tidak mau menerima perubahan, yang dengannya membawa bibit kepada kemunduran umat saat ini. Masih banyak diantara masyarakat muslim yang memiliki sifat ini. 

Salah satu realitas dari sifat jumud ini diantaranya yaitu masih ada masyarakat yang mudah percaya dengan mitos-mitos serta takhayul seolah-olah adalah hal yang diajarkan oleh Islam. Tan Malaka menyebut kepercayaan semacam ini dengan istilah Logika Mistika yaitu pemikiran yang bersifat mistik. 

Selain itu, penyebab kemunduran umat Islam dikarenakan masih adanya sikap Taklid buta yang melemahkan jiwa kaum muslimin. Sikap hanya ikut-ikutan, fanatik yang berlebihan, enggan mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu, yang semua itu menyebabkan umat Islam menjadi menutup mata akan segala hal-hal di luar pemahaman yang telah mereka yakini secara taklid buta tersebut. 

Sehingga dampak lebih jauhnya yaitu menganggap dirinyalah yang paling baik, benar, dan hebat sedangkan yang lainnya adalah salah. Sikap Jumud dan Taklid Buta inilah yang menjerumuskan umat Islam ke dalam jurang kebodohan dan ketertinggalan, karena jauh dari penggunakan akalnya dalam memahami segala perubahan yang telah terjadi.

REVITALISASI DAN REKONSTRUKSI NILAI-NILAI ISLAM

Melihat realitas yang terjadi di sekitar kita akan kemunduran yang dialami umat Islam, maka diperlukanlah sebuah usaha untuk revitalisasi dan rekonstruksi kembali nilai-nilai Islam serta semangat untuk melakukan perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat kita lakukan bersama dalam rangka mencapai tujuan tersebut.

Pertama, untuk mengatasi sifat pemikiran yang Jumud dan Taklid Buta maka kita memerlukan antitesisnya yaitu ijtihad serta senantiasa berpikir ilmiah dalam menyelesaikan masalah. Tentunya dengan bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist dengan memahaminya secara konstektual dan menggunakan akal pikiran. Allah SWT. telah memberikan manusia karunia yaitu akal yang membedakannya dengan hewan. Permasalahannya saat ini adalah masih banyak umat Islam yang belum menggunakan akal pikirannya dalam mengatasi masalah. Padahal di dalam Al-Qur'an teradapat banyak perintah untuk menggunakan akal demi mencapai pemahaman yang tertinggi. 

Kedua, H.O.S Tjokroaminoto telah memberikan kita sebuah pemahaman dan solusi untuk mencapai kemaslahatan umat Islam. Yaitu melalui inti trilogi pemikirannya :

1.Semurni-murni tauhid, atau dapat disebut juga dengan hablumminallah yaitu mengenai kemurnian kita dalam hal mengakui keesaan dan kebesaran Allah, takut hanya kepada Allah, serta melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 

2.Setinggi-tinggi ilmu, artinya yaitu umat Islam harus memiliki dan menguasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Mampu membedakan benar dan salah. Menggunakan ilmu dengan tujuan membebaskan umat Islam dari kebodohan, mendorong kemajuan, dan mewujudkan kemaslahatan serta keseimbangan

3.Sepintar-pintar Siasat, senantiasa memiliki daya kreatif dan melahirkan solusi serta strategi untuk membangun kembali semangat peradaban Islam, umat Islam haruslah mendayagunakan akal budi serta pengetahuan serta dengan strategi yang baik demi tercapainya cita-cita dan tujuan Umat Islam serta tidak lupa untuk mewariskannya.

Terlepas dari hal di atas, mungkin masih terdapat banyak lagi nilai --nilai yang harus dilakukan kembali oleh umat Islam demi terwujudnya kebangkitan peradaban umat Islam. Umat Islam harus memulai mencermati segala persoalan, tantangan, dan peluang agar dapat menjadi langkah awal strategi untuk perubahan menuju kebangkitan peradaban Islam.

REFLEKSI DAN UPAYA UNTUK MENGATASINYA

Sebagai penutup, marilah kita bersama merefleksikan atas segala yang telah terjadi pada umat Islam saat ini yang menyebabkan kondisi umat Islam mengalami kelemahan dan kemunduran peradaban sehingga dapatlah kita temukan solusinya bersama dan mengimplementasikannya agar tercapainya cita-cita peradaban Islam.

Dalam hal pendidikan, penyebab umat Islam lemah dalam hal pendidikan yaitu karena masih menerapkan gaya indoktrinasi pendidikan dogmatis yang menyebabkan masyarakat hanya asal mengikuti tanpa mengetahui secara rasional asal-muasal,sebab,dan latar belakang dari sebuah ilmu atau ajaran. Selain itu, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah terlepasnya dunia pendidikan dari realitas masalah yang terjadi di masyarakat sekitar. Sehingga pendidikan teralienasi dari realitas yang menyebabkan pemecahan masalah yang tidak tepat bahkan sulit untuk mencari solusinya.Sudah sejatinya dunia pendidikan Islam menerapkan metode rasional dan relevan dengan realitas masalah yang terjadi pada umat Islam. Agar permasalahan yang ada dapat diresapi oleh umat Islam dan bersama-sama berjuang mencari solusi untuk mengatasinya. Serta diperlukan metode "pendidikan hadap-masalah" yang dikemukakan oleh Paulo Freire demi timbulnya kesadaran individu akan realitas dan masalah disekitarnya. Pendidikan Islam haruslah menembus segala aspek, tidak hanya seputar kerangka teologis melainkan juga aspek aspek keilmuan lainnya seperti hukum,ekonomi,sosial,politik,budaya, dan lain sebagainya. Asas keadilan dan keseimbangan juga harus dikedepankan demi tercapainya kemaslahatan umat Islam.

Dalam hal pemikiran, masih banyak gejala gejala takfiri yang terjadi dimasyarakat, yaitu gejala mudahnya mengkafir-kafirkan orang lain sehingga menimbulkan perpecahan yang berujung pada konflik horizontal. Sudah sejatinya kita mengedepankan nilai nilai toleransi terhadap pemikiran dan pemahaman orang lain, jangan bersifat dualistis dan selalu merasa bahwa diri sendirilah yang paling benar. Terkait gejala takfiri ini saya menjadi teringat dengan istilah soekarno yaitu "Islam Sontoloyo" bagi mereka yang dengan mudahnya mengkafirkan orang, memahami secara tekstual, buta realitas, dan sejenisnya. Sudah saatnya kita menerapkan pemikiran rasional, konstektual, kritis, dan terbuka atas segala persoalan agar tidak termasuk golongan takfiri dan sontoloyo ini.

Dalam hal ekonomi, ketimpangan dan kesenjangan ekonomi cukup tinggi. Kemiskinan tak bisa dihindarkan yang disebabkan oleh beragam faktor. Kita selaku umat Islam, haruslah berusaha mengatasi itu dengan prinsip-prinsip ekonomi yang berkeadilan, membantu yang kesulitan, bersedekah, dan lain-lain. Korupsi juga merupakan masalah besar yang terjadi di negeri ini, padahal Islam sangat mengecamnya.

Dalam hal ekologi, pembangunan yang membabi buta tidak jarang menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup parah. Seperti misalnya pembakaran hutan yang terjadi bebera tahun yang lalu, yang menyebabkan banyak kerugian di segala aspek. Selain itu, konflik agraria yang terjadi karena perampasan lahan secara sepihak oleh para pemilik modal dengan dalih pembangunan yang padahal malah merusak lingkungan rakyat kecil. Padahal Islam mengajarkan kita bagaimana cara berhubungan dengan alam, merawat dan menjaga alam agar seimbang dan berkelanjutan. Ini adalah sebuah tamparan keras bagi kita selaku umat Islam untuk segera mengatasinya.

Dalam hal budaya, globalisasi telah menyebabkan bergesernya nilai-nilai budaya Islam. Konsumerisme dan Hedonisme telah merusak moral remaja-remaja Islam saat ini. Sudah saatnya kita kembali merevitalisasi nilai nilai ajaran  Islam dalam rangka membentengi diri umat Islam dalam menghadapi era globalisasi, westernisasi dan modernisasi ini.

Sumber : 

Djunaidi. 2010. Peluang dan Tantangan Pengembangan Pemikiran Islam Dewasa Ini. Media Akademika Volume 25, No. 4. 2010.

Geovanie, Jeffrie. 2013. Civil Religion : Dimensi Sosial Politik Islam. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 

Hasan, Muhammad Tholhah. 2005. Prospek Islam Dalam Menghadapi Tantangan Zaman. Jakarta : Lantabora Press

Tjokroaminoto, H.O.S. 1924. Islam dan Sosialisme. Jakarta : Bulan Bintang.

*Ditulis oleh Ahmad Abdul Maulana Yusuf, mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Hanya sekadar berbagi opini 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun