Mohon tunggu...
Vivi Riyani
Vivi Riyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - 👋

Teruslah belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bagaimana Cara Seorang Leader dalam Menghindari Terjadinya Abilene Paradox?

24 Juli 2021   19:54 Diperbarui: 24 Juli 2021   21:36 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dikamarmandi.in/abilene-paradox/

Pemimpin disebuah perusahaan harus bisa membedakan apa yang benar dan apa yang salah, karena semua itu akan berdampak bagi sebuah organisasi. Dampak dari hal itu pun akan mengganggu aktivitas jalannya organisasi dalam mencapai visi dan misinya. Pemimpin yang baik berusaha untuk bersikap adil dan lebih berhati-hati untuk menghormati perjanjian atau komiten yang mereka sudah buat kepada orang lain.

Seorang pemimpin harus memiliki sikap yang bertanggung jawab terhadap organisasi yang dipimpinnya. Selain itu pemimpin harus bersikap terbuka terhadap pengikut atau bawahannya, karena pemimpin merupakan contoh bagi pengikutnya. Pengikut akan senantiasa mengikuti bagaimana perilaku pemimpinnya. Maka dari itu pemimpin harus menjadi contoh yang baik bagi pengikutnya serta bawahannya.

Sikap pemimpin sangat diagungkan disebuah organisasi salah satunya sikap keterbukaan terhadap para pengikutnya. Karena dengan sikap itu karyawan merasa dihargai dan tidak bisa merasa dibohongi. Berdasarkan buku The Leadership Experience Seventh Edition menurut (Daft, 2018: 182) Abilene Paradox merupakan Kecenderungan orang untuk menolak menyuarakan kebenaran mereka pikiran atau perasaan secara berurutan untuk menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. 

Lalu bagaimana cara seorang leader dalam menghindari terjadinya abilene paradox?

  1. Yang pertama, seorang leader harus melatih keberanian pengikut atau bawahannya dalam memberikan pendapat, mencari tahu apa yang sebenarnya pengikut mau. Sikap ini dapat membuat pemimpin mengetahui apa yang disukai oleh pengikut dan apa yang tidak disukai. Hal ini akan membuat hubungan jangka panjang yang baik antara pemimpin dan pengikutnya.
  2. Yang kedua, seorang leader harus menciptakan lingkungan yang aman dan tentram bagi pengikutnya, dimana para pengikut merasa aman untuk menyuarakan pendapat yang berbeda. Karena banyak dari pengikut yang apabila mereka menyuarakan pendapat, pendapatnya tidak sama sekali didengar namun malah dipojokkan. Hal itu membuat para pengikut merasa segan untuk menyuarakan pendapatnya. Bahkan dampak lainnya mereka akan dikucilkan dari organisasi apabila pemimpin tidak setuju dengan apa yang disuarakan oleh pengikutnya itu.
  3. Yang ketiga, seorang leader harus mendengarkan dan menerima apapun feedback dari pengikut atau bawahannya, dimana leader harus mendengarkan pendapat atau masukan yang diberikan dari pengikut atau bawahannya karena mereka akan merasa dihargai apabila pendapat atau masukannya diterima.

Apabila abilene paradox ini tidak dihindarkan maka akan menimbulkan rasa kecewa yang muncul dikemudian hari. Apabila hal ini terjadi banyak pengikut atau bawahan yang merasa tertekan karena mereka tidak bisa menyuarakan apa yang ada didalam dirinya kepada organisasi. Pasti pengikut atau bawahannya tidak akan termotivasi dalam mengerjakan pekerjaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun