Untuk: AY
Janganlah engkau menatap diriku
mungkin lebih baik engkau membaca bait-bait sajakku
disitu, tempat kutuangkan gelisah dan rindu
sesungguhnya aku tak mampu lagi berjalan
selain sajakku yang terus mengembara
Kini aku hidup di padang tandus
berselimutkan kemarau dan meranggas duka
tiga dekade, tanpa mimpi
sesungguhnya aku telah mati dalam hidup
dan itu tertulis dalam sajak kematian
Aku pun mengerti, engkau tetap menungguku
meski langit tak pernah membacakan catatanmu untukku
semua itu kubaca dari senyum malaikat
keyakinanku bangkit
engkau tetap perempuanku
walau lisanku berharap mengatakan cinta
Hanya satu tersisa dari penggalan makna itu
cinta memang tak sesederhana sebuah lukisan
Malang, Januari 2020