Kutuangkan jejak malam
dalam selimut awan
di antara bahu angin
yang mencari peraduan rahimnya
berjalan mengendap bersama duka sembab yang masih membekas
Malam ini, setahun lalu
kita duduk pada bangku-bangku bisu
memadu asmara dihembus dingin
dan kita satukan puisi
dalam janji yang serasa kekal
Tetapi kini, tinggal menyisakan ampas
pada secangkir rindu
yang kita tuangkan dalam adonan kopi
saat engkau pergi menyusuri dunia lain
Malang, Januari 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!