Mohon tunggu...
Virni YasmaVara
Virni YasmaVara Mohon Tunggu... Lainnya - Warga sipil

Perempuan muda yang ingin membawa kedua orang tuanya ke tanah suci Mekkah dan Madinah. Dan meraih mimpi-mimpi kecilnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pendek (Cerpen) Kekasih Imajinasi: Alexku

2 April 2023   23:55 Diperbarui: 3 April 2023   00:27 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: LovePik_Editing kedua: Virni Y.V.

Alexku

Brak! Suara tabrakan dua orang ini terdengar cukup memekakkan telinga semua pegawai kantor pagi itu. 

"Auh!" Jerit si wanita merasa kesakitan karena terjatuh saat bertabrakan dengan pria di depannya tadi. 

Melihat itu, sontak si pria pun menunduk dan mencoba membantu si wanita untuk berdiri. 

"Maafkan saya. Seharusnya saya tidak mengangkat telepon sambil berjalan terburu. Jadi---" sebelum si pria melanjutkan. Sinambi menepuk-nepuk bagian samping dan depan roknya, si wanita memotong kalimat si pria dengan santai, "Tidak Tuan, Anda tidak sepenuhnya bersalah di sini. Saya juga salah, tidak selayaknya saya membawa semua berkas ini sendirian dan tidak melihat ja,"--mendongak melihat wajah pria itu, kemudian ia melanjutkan, --"jalan,"--kembali menundukkan kepalanya, namun kali ini ia sedikit tersipu setelah melihat ketampanan wajah pria di depan-nya, --"seharusnya saya lebih berhati-hati, maafkan saya," wanita itu melanjutkan. Keduanya saling pandang lagi kemudian. Dan itu terjadi lebih lama dari sebelumnya.

Semua orang di ruangan itu merasa canggung melihat adegan di depan mata mereka. Itu terlalu romantis! Seolah-olah sedang melihat pasangan sinetron di TV. Sangat-sangat menyakitkan bagi para jomblo yang sedang melihatnya. Tidak terkecuali, seorang gadis di balik dinding kaca ruangan pribadi yang tidak sengaja melihatnya. Ada rasa sakit dan sesak jauh dalam hatinya. Entahlah, ia sendiri juga tidak tau mengapa rasanya begitu sesak saat melihat sepasang wanita dan pria yang berada sekitar 82 kaki di bawah ruangan berdinding kaca tempatnya berada saat ini. Yang membuatnya semakin tidak nyaman adalah fakta bahwa mereka berdua merupakan karyawan yang bekerja langsung di bawahnya. Gadis itu adalah Briana Turdy, gadis muda belum genap dua puluh tiga tahun ini merupakan pemimpin tertinggi di perusahaan. Gadis muda ini memiliki segudang prestasi dalam hidupnya. Meskipun begitu, sampai sekarang ia masih berpikir mengapa dunia ini terasa begitu sepi? Apa ini yang namanya kesepian? Melihat kejadian beberapa menit yang lalu membuatnya semakin gusar, 'kenapa sampai saat ini aku masih jomblo?' besit Briana dalam hati.

Di tengah kegundahan hatinya. Briana mendengar seseorang berdehem tetap di belakangnya. Sontak itu mampu membuatnya tersadar dari lamunan. "Nona, semua berkas yang Anda minta sudah saya persiapkan di atas meja Anda," ucap orang itu yang tak lain adalah sekretaris pribadi Briana, Ken Wizard. "Terima kasih, tapi sepertinya saya ingin mencari udara segar sedikit di taman," ucapnya kemudian pada sekretaris itu. "Baiklah Nona, berhati-hatilah," jawab sekretaris itu hormat pada Briana. 

Ken pun membukakan pintu guna mempersilahkan majikan-nya itu untuk keluar dari ruangan. Briana kemudian menuruni anak tangga spiral di kantornya ini dan berjalan menuju taman belakang perusahaan yang terkenal sepi. Taman itu memang terkenal sepi karena saking sibuknya setiap karyawan di perusahaan sehingga tidak ada yang sempat mengunjungi taman, ditambah posisinya yang tidak berada pada rute yang biasa dilalui karyawan membuatnya menjadi lebih sepi. Namun, inilah tempat paling menyenangkan bagi Briana. Sebuah tempat yang menenangkan hati. Hingga, saat itu. Tempat yang selalu sepi ini, ternyata ada juga yang sering mengunjunginya selain Briana. Seorang pria yang selalu duduk suntuk di balik air mancur dengan dinding samping tinggi dan kolam itu. Sebuah tempat yang selalu di pandang Briana dari depan, ternyata di belakangnya selalu terdapat orang lain yang merenung di tengah kesedihan. Ialah Alex Daniart, seseorang yang tidak sengaja ditemuinya saat mereka sedang merenung di dekat kolam. Saat itu Briana hendak memberi makan ikan-ikan koi di dalam kolam, tidak ada yang menyangka ternyata Alex juga memiliki pemikiran yang sama. Saat Alex keluar dari balik dinding air mancur itu, tetiba saja ia melihat penampakan seorang gadis cantik di depan-nya. Ia benar-benar terkejut melihat itu. Namun, ia dengan segera kembali pada kesadaran-nya. Lalu meminta izin pada gadis di depan-nya untuk ikut serta memberi makan ikan-ikan di kolam. "Maaf, boleh saya ikut memberi makan ikan-ikan ini? Sudah lama saya ingin memberi makan ikan-ikan ini saat saya mengunjungi taman ini setiap sepekan sekali," ucap pria itu kemudian. 'Sepekan? Apa maksudnya ia selalu berada tepat di depanku setiap sepekan sekali? Tidak kusangka selama ini aku tidak sendirian di sini,' tetiba saja hati Briana terasa begitu tenang. "Tentu, kemarilah" jawab Briana dengan senyum termanisnya. Ia sangat bahagia saat ini. Sepertinya ia tidak akan sendirian lagi sekarang. Briana sangat senang. Mulai hari itu. Mereka menjadi semakin akrab. Dan menjadi teman yang menjaga satu sama lain. Namun, seiring bertambahnya waktu perasaan itu bukanlah sebuah ikatan tentang pertemanan saja. Ada perasaan lebih besar dari itu. Yakni, sebuah perasaan yang disebut cinta. Diantara mereka telah tumbuh rasa cinta. Perasaan itu tidak dirasakan satu orang sahaja, namun keduanya juga merasakan hal yang sama.

Hingga suatu hari, tepat di hari Sabtu Anniversary perusahaan pribadi milik Briana. Alex memberanikan diri untuk melamar Briana menjadi kekasih hatinya sepanjang hidup ini. 

Sumber: LovePik
Sumber: LovePik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun