Mohon tunggu...
Virgi Widya Cahyati
Virgi Widya Cahyati Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UPI

A writer who likes to write about pop culture

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Dulu itu Sudah Berubah Sekarang

26 September 2023   12:30 Diperbarui: 26 September 2023   12:41 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini adalah malam dimana keluarga besar ku berkumpul. Kami sepakat memilih rumah bibi tertua di keluarga kami sebagai tempat berkumpul. Rumah bibi memiliki suasana vintage yang cukup kental, karena kebetulan suami dari bibiku menyukai hal-hal yang berbau vintage.

Acara berkumpul keluarga ini terbagi menjadi empat kubu. Kubu pertama ada perkumpulan ibu-ibu yang sedang sibuk masak di dapur dan mempersiapkan makan malam kami.

Kubu kedua ada perkumpulan bapak-bapak yang berkumpul di taman belakang rumah ini sedang mengobrol tentang pekerjaan mereka sambil menghisap tembakau yang mereka pegang.

Kubu ketiga ada perkumpulan anak-anak laki-laki di ruang tengah sedang sibuk bermain game sambil berteriak-teriak.

Kubu terakhir masih ditempat yang sama tapi berbeda sudut, ada perkumpulan anak-anak perempuan yang sedang sibuk curhat tentang sekolah dan idola mereka.

Aku? Seharusnya aku berada di kubu ketiga. Tapi entahlah aku tidak terlalu bisa menyatu dengan mereka padahal mereka semua adalah sepupuku. Aku hanya merasa tidak cocok saja dengan mereka.

Mereka sangat menyukai  game dan terkadang mereka juga saling menjahili satu sama lain. Sedangkan aku, aku tipe orang yang menyukai ketenangan. Aku sangat suka membaca. Membaca tentang apapun.

Aku selalu ingin berpisah dengan sepupu-sepupuku, tapi ibuku selalu memarahiku karena aku bersikap anti sosial. Jadi, terpaksa aku berada ditengah-tengah sepupuku dengan Tab yang aku genggam tanpa mempedulikan mereka.

Akhir-akhir ini aku senang membaca hal yang berhubungan dengan mental. Aku merasa kagum dengan psikolog diluar sana yang bisa memecahkan penyebab dari masalah-masalah mental manusia yang sangat beragam. Oleh karena itu, aku menjadi tertarik untuk menjadi seorang psikolog yang handal dimasa depan.

Saat ini aku sedang membaca sebuah blog yang menjelaskan tentang masalah psikopat dan beberapa kasusnya. Rentetan kata dilayar  Tab yang aku genggam menjelaskan satu persatu ciri-ciri dari seorang psikopat. Seiring aku membaca ciri-ciri tersebut, tiba-tiba kepalaku muncul nama pamanku.

"Apa ini maksudnya? Paman Al seorang psikopat?" pikirku tiba-tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun