Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

5 Keuntungan Menjadi Penyelenggara Piala Dunia 2018 bagi Rusia

28 Juli 2018   08:41 Diperbarui: 29 Juli 2018   09:58 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis dengan pendukung Kroasia pada Piala Dunia 2018. Dokumen pribadi SZ.

Penulis dengan bendera Kroasia pada Piala Dunia 2018 lalu. Dokumen pribadi SZ.
Penulis dengan bendera Kroasia pada Piala Dunia 2018 lalu. Dokumen pribadi SZ.
Pertama adalah image masyarakat dunia berubah terhadap Rusia, ini diakui sendiri oleh Presiden Vladimir Putin. Rusia yang selama ini dianggap  gelap atau suram, apalagi kalau lihat besutan film buatan Hollywood, film James Bond sebagai contohnya, Rusia digambarkan sebagai negara yang tak baik, semuanya suram, buram, kelabu... dan seterusnya, pokoknya negara yang tidak enak untuk dikunjungi.

Nah dengan adanya Piala Dunia 2018 ini, mitos-mitos negatif tersebut boleh dibilang lenyap, bagai debu disapu angin dan hujan badai. Mengapa? Karena ternyata kota-kota di Rusia indah-indah dan menawan hati, apa lagi di Moskownya. 

Setelah komunis hancur pada dua dekade lalu, tepatnya tahun 1991, Rusia terus- menerus berbenah, lagi-lagi saya menjadi salah seorang saksi langsung, karena saya berada di Rusia saat kudeta gagal tersebut, dan merasakan adanya jam malam selama tiga hari, di tanggal 19, 20 dan 21 Agustus 1991, mencekam!

Nah kata mencekam tersebut boleh dibilang hilang lenyap di saat Rusia menyambut para pemain, pelatih, pendukung Sepak Bola dunia tersebut. Dari 32 negara, termasuk Rusia dan para penggemar sepak bola yang fanatik datang jauh-jauh ke Rusia, hanya untuk menonton bola! Dengan harga tiket yang relatif mahal untuk ukuran kantong rata-rata rakyat Indonesia. 

Konon yang menurut serambinews.com harga tiket paling murah yang ditawarkan adalah Kategori 4 untuk babak pertandingan grup yakni seharga 1280 rubel Rusia atau setara dengan Rp 286.000. Sementara, tiket termahal dijual untuk pertandingan final di Kategori 1 seharga 66.000 rubel Rusia atau setara dengan Rp 14.7 juta.

Coba itu, bisa anda bayangkan.... Hanya untuk beli tiket nonton final sepak bola seharga kurang lebih 14 Jutaan, luar biasa. Bahkan saya dengar langsung, off the record bahwa ada orang dari Indonesia membeli tiket final 3000 Euro, dengan kurs 1E= Rp 16.900 berarti satu tiket tersebut seharga Rp.50.700.000, benar atau tidak, hanya mereka yang tahu.

Kedua adalah iklan gratis ke seluruh penjuru dunia. Anda bisa bayangkan sejak Rusia terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia, berarti iklan tentang Rusia terus menerus diberitakan, Rusia mendapat iklan gratis dari berbagai macam pemberitaan, baik media cetak maupun dari media digital. 

Orang di seluruh dunia, mau tak mau bicara tentang Rusia, dan bertanya-tanya seperti apakah Rusia itu? Mereka semakin penasaran untuk mendatangi Rusia, apalagi Rusia sudah terbuka sejak dua dekade lalu.

Dengan demikian orang-orang dari seluruh penjuru dunia ingin datang melancong ke Rusia, tak usah jauh-jauh, orang Indonesia yang datang ke Rusia meningkat pesat, sejak Rusia menjadi negara terbuka, dan lebih banyak lagi orang Indonesia yang datang ketika Piala Dunia berlangsung di Rusia. Maka mau tak mau Rusia berbenah diri, mempercantik negara mereka guna menyambut para pelancong dari berbagai negara.

Penulis dalam Bola Plastik Piala Dunia 2018 di Rusia. Dokumen Pribadi
Penulis dalam Bola Plastik Piala Dunia 2018 di Rusia. Dokumen Pribadi
Ketiga, kota-kota yang dijadikan tempat untuk pertandingan sepak bola dunia tersebut ikut berbenah, tak kurang dari 12 kota di Rusia dilibatkan dalam perlehatan Piala Dunia di Rusia tahun 2018 ini, seperti Moskow, St Peterburg, Kazan dan lain sebagainya. Di Moskow di mana saya tinggal, benar-benar berbenah, saya melihat langsung proses pembenahan tersebut. 

Jalan-jalan yang tadinya hanya untuk mobil, " disulap" menjadi jalan selain untuk mobil, tapi juga untuk pengguna sepeda dan pejalan kaki, yang dibuat senyaman mungkin, lagi-lagi saya merasakannya, karena saya juga bersepeda disetiap hari Sabtu dan Minggu di jalan yang sudah berubah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun