Inisiatif seperti Bank Sampah BSI di UMY patut dijadikan contoh. Bukan hanya karena teknologinya, tapi juga karena semangat kolaboratif yang diusung: antara dunia pendidikan, lembaga keuangan syariah, dan masyarakat kampus dan sekitarnya. Dalam skala yang lebih besar, sistem ini berpotensi diterapkan di berbagai kampus dan instansi lainnya untuk mengatasi masalah sampah plastik yang kian mengkhawatirkan. Untuk sekarang, bank sampah yang ada di Yogyakarta hanya tersedia di tiga titik, yaitu di kampus UMY, kampus UNISA, dan di dekat Mall Malioboro.
Kita perlu menyadari bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari langkah kecil. Menyisihkan satu botol plastik dan memasukkannya ke mesin RVM mungkin terdengar sepele, tapi jika dilakukan secara kolektif oleh ribuan mahasiswa, dampaknya tentu sangat signifikan.
Bank Sampah BSI yang hadir di UMY menawarkan solusi cerdas, praktis, dan berorientasi masa depan dalam pengelolaan sampah plastik. Mesin Reverse Vending Machine yang terintegrasi dengan aplikasi Plastic Pay menjadi jembatan antara aksi individual dan dampak sosial-lingkungan yang lebih luas.
Melalui tulisan ini, saya mengajak siapa pun yang membaca, untuk mulai memanfaatkan fasilitas ini . Mari biasakan membuang sampah dengan cara yang bertanggung jawab. Kita tidak hanya membantu lingkungan, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan yang lebih besar.
Semoga ke depan, inisiatif seperti ini bisa diperluas, diperkenalkan lebih luas ke masyarakat kampus, dan tentu saja, dimanfaatkan secara optimal untuk keberlanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI