Baru-baru ini, Kang Dedi membuat kebijakan soal anak-anak atau siswa yang bermasalah. Entah karena bolos, berkelahi, atau terlibat hal-hal negatif lainnya. Tapi alih-alih memberi sanksi keras, Kang Dedi lebih memilih pendekatan personal. Beliau membuat kebijakan agar siswa yang bermasalah itu dimasukkan ke barak militer. Hal ini dilakukan agar siswa bermasalah bisa mendapat didikan langsung dari TNI maupun Polri.
Tentu, tidak semua hal yang dilakukan Kang Dedi sempurna. Tidak semua pendekatannya bisa diterima semua orang. Tapi satu hal yang jelas, kehadiran. KDM tidak hanya hadir dalam bentuk formalitas, tapi secara nyata berjalan di gang sempit, duduk di warung kecil, mengantar bantuan ke rumah-rumah warga, dan yang paling penting mendengarkan keluh kesah masyarakat. Sesuatu yang, sayangnya, semakin langka di kalangan pemimpin.
Konten-konten Kang Dedi memang bisa viral, tapi bukan karena settingan, melainkan karena masalah yang sedang menjadi persoalan dekat dengan kehidupan sehari-hari rakyat kecil. KDM menunjukkan bahwa jadi pejabat itu bukan sekadar soal kebijakan makro dan angka-angka anggaran, tapi juga soal empati menyentuh langsung kehidupan masyarakat dan memberi solusi konkret, walau kecil.
Jadi, ketika seseorang menyebut Kang Dedi sebagai "gubernur konten", saya rasa itu tidak sepenuhnya negatif. Bisa jadi itu justru bentuk baru dari transparansi kinerja pejabat publik. Di zaman digital ini, publik ingin tahu apa yang dikerjakan wakilnya dan jika itu bisa disampaikan lewat konten, kenapa tidak?
Lagipula, apa salahnya bikin konten yang tujuannya untuk menunjukkan kerja nyata?
Yang seharusnya jadi masalah adalah ketika pejabat tidak bikin konten dan juga tidak kerja apa-apa. Di situlah rakyat seharus bertanya, ke mana saja mereka?
Sebagai warga biasa, saya sendiri merasa lebih tenang kalau melihat pemimpin atau wakil rakyat yang aktif, bisa diajak bicara, dan mau hadir langsung. Tentu tidak semua masalah bisa diselesaikan secara instan, tapi yang terpenting yaitu kehadiran pemimpin masyarakat, karena kehadiran adalah awal dari perubahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI