Nyaris saja tidak sahur.
Aku kembali ke tempat tidur. Menengok telepon genggamku.
"Mas, sahur."
Ternyata pesan itu belum aku kirimkan.
Azan subuh berkumandang. Aku menghela napas dalam-dalam. Segera aku beranjak dari tempat tidur dan mengambil air wudu.
---
Benar, pesan itu tak kukirimkan.
Tapi entah esok, atau lusa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!