Mohon tunggu...
viola nur sulaeman
viola nur sulaeman Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - FDIKOM - Pengembangan Masyarakat Islam

Mahasiawa Semester 2

Selanjutnya

Tutup

Diary

My Campus Diary - Rabu yang Penuh Cerita dan Makna

27 Juni 2025   12:52 Diperbarui: 27 Juni 2025   13:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

My Campus Diary - Rabu yang Penuh Cerita dan Makna 

Pagi hari selalu jadi momen yang paling menentukan mood-ku. Setelah subuhan, aku mulai bersiap: mandi, lalu rapi-rapi dan memakai baju yang sudah aku gosok tadi malam. Biasanya di hari Rabu aku berangkat dari rumah sekitar jam 06.34. Aku diantar naik motor. Sepanjang perjalanan, aku suka dengerin musik pakai earphone. Playlist-nya random sih, tapi ada dua lagu yang hampir selalu aku putar: A Thousand Reasons dan Child, karena bikin vibe pagi lebih semangat aja gitu.

Sampai di kampus, aku langsung ke kelas. Kalau masih ada waktu, aku suka beli sarapan dulu sama teman-teman. Kuliah pertama biasanya dimulai pukul 07.30. Sambil menunggu semua mahasiswa dan pemakalah lengkap, Pak Drs. Study Rizky KL., M.Ag biasa mengawali kelas dengan menanyakan siapa saja pemakalah yang sudah hadir. Kadang beliau juga membuka obrolan dengan topik-topik penting atau malah random.

Setelah mata kuliah beliau selesai, lanjut lagi ke kelas berikutnya. Karena ini hari Rabu, jadwal kuliah kami full sampai sore. Jadi, setelah dua mata kuliah pertama selesai, kami istirahat dulu. Biasanya beli jajanan di Pindor bareng teman-teman ada Mutia, Saskia, dan Nafisah. Kami makan bareng di tempat kelas selanjutnya sambil ngobrolin apa aja, dari A sampai Z.

Teman-temanku itu receh banget dan itu menyenangkan. Saskia selalu punya cerita unik atau random dari tempat tinggalnya. Nafisah nggak pernah kehabisan bahan buat nimpalin cerita Saskia. Aku dan Muti kadang cuma jadi bumbu pelengkap, tapi justru itu yang bikin obrolan kami berwarna. Momen kecil ini jadi hiburan sebelum kami dihadapkan pada realita, menghafal hadis.

Setelah semua kelas terselesaikan, biasanya kami langsung pulang. Energi kami berempat udah habis. Kadang mereka menungguiku atau menemani saat aku nunggu angkot. Ya, aku biasanya pulang naik angkot. Transportasi umum ini jadi pilihan karena terjangkau dan bisa langsung sampai rumah tanpa transit. Beda dengan opsi lain yang mengharuskanku ganti kendaraan di tengah jalan.

Di angkot, banyak cerita yang hanya bisa aku simpan sebagai catatan pribadi. Mulai dari hal lucu sampai yang menyentuh. Seperti percakapan dua pengamen yang duduk di bangku depan, ditengah hujan yang riuh :

"Capek ya? Orang-orang mah enak bisa tidur pas lagi hujan-hujan gini. Kita mah mana bisa... ngamen dulu."

Kalimat sederhana itu, yang keluar begitu saja dari lisan mereka, cukup membuatku tersadar. Di mana letak syukurku hari ini? Aku yang masih bisa kuliah, pulang dengan selamat, dan makan dengan kenyang. Sementara ada yang harus bekerja keras bahkan di tengah dingin dan lelah, demi sekadar bertahan hidup.

Kadang aku juga memperhatikan gerakan-gerakan kecil dari sesama penumpang, aku merasa ada banyak orang-orang yang berusaha keras agar bisa pulang membawa hasil. Di dalam angkot, aku sering merasa sedang membaca buku kehidupan, halaman demi halaman, yang isinya penuh pelajaran. dan catatan untuk hidup lebih baik untuk siapapun dan bersikap baik untuk siapapun dan juga jangan lupa untuk selalu bersyukur atas semua nikmat yang bisa kita rasakan sekarang dari hal kecil sampai hal besar akan terasa jika kita bisa bersyukur.   

Yang Aku Pelajari Bukan Hanya ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun