Sejarah Dakwah Islam: Dari Padang Pasir Hingga Nusantara
Oleh:Viola Nur Sulaeman, Saskia Aulia Putri, Meutya Dewi Rahman
Mengapa Kita Perlu Belajar Sejarah Dakwah?
Dakwah adalah ruh dari perkembangan Islam. Sejak awal kemunculannya, dakwah bukan sekadar ajakan lisan, melainkan strategi hidup, perjuangan sosial, dan proyek peradaban. Dengan memahami sejarah dakwah, kita belajar tentang keteguhan, strategi adaptif, dan keberanian dalam menyampaikan nilai-nilai Islam di tengah realitas sosial politik yang terus berubah.
Dari Mekah ke Madinah: Fondasi Dakwah Islam
Perjalanan dakwah dimulai secara diam diam di Mekah. Nabi Muhammad SAW menyasar orang orang terdekat keluarga dan sahabat. Namun seiring waktu, dakwah berkembang menjadi ajakan terbuka yang dihadang keras oleh kaum Quraisy. Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah membentuk masyarakat Islam pertama berbasis musyawarah, toleransi, dan institusi sosial. Masjid dibangun sebagai pusat peradaban. Piagam Madinah ditetapkan sebagai konstitusi awal negara Islam. Di sini, dakwah tak hanya menyentuh hati, tapi juga menata kehidupan berbangsa.
Zaman Khulafaur Rasyidin: Konsolidasi dan Ekspansi
Para khalifah seperti Abu Bakar dan Umar melanjutkan misi dakwah dengan pendekatan berbeda: menata masyarakat, memberantas pembangkangan, memperluas wilayah Islam, hingga menyatukan umat dengan Al-Qur'an. Utsman bin Affan membakukan mushaf Al-Qur'an yang menjadi standar hingga hari ini. Sementara Ali bin Abi Thalib menghadapi tantangan politik internal, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan pendidikan.
Dinasti dan Peradaban: Dakwah sebagai Proyek Intelektual
Dinasti Umayyah membawa dakwah hingga ke Spanyol dan India, membangun jaringan kekuasaan global. Dinasti Abbasiyah kemudian melahirkan era keemasan peradaban Islam. Di masa ini, dakwah bersanding erat dengan ilmu pengetahuan. Perpustakaan, rumah sakit, dan lembaga riset tumbuh, menjadikan dakwah sebagai lompatan intelektual. Namun konflik internal dan dominasi kekuasaan akhirnya memicu kemunduran.
Dakwah di Nusantara: Harmoni dan Kebudayaan