Mohon tunggu...
Humaniora

Cyberbullying Jadi Sarana “Hukum” Verbal Bagi Sonya Depari

17 Mei 2016   19:41 Diperbarui: 17 Mei 2016   19:58 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sonya menjadi sosok pribadi yang lebih kuat dan sabar serta lebih bijaksana dalam menanggapi masalah ini. Kecaman dari berbagai netizen melalui akun media sosialnya kini membuat Sonya Depari semakin banyak dikenal orang dan bahkan membuat dirinya menjadi pribadi yang baru. Seperti foto yang ada dibawah ini. Terlihat Sonya Depari foto bersama dengan Ipda Perida Panjaitan, Polwan yang sempat ia banjiri dengan kata-kata makian dengan lengan saling merangkul.

Kabar mengejutkan lainnya seperti yang diwartakan Liputan6.com adalah dengan didaulatkannya Sonya Depari sebagai Duta Anti Narkotika oleh gereja reformis di Medan pada sabtu (7/5) silam. Didaulatkannya Sonya Depari sebagai Duta Anti Narkotika merupakan upaya pengembalian kepercayaan diri Sonya Depari dari berbagai kecaman netizen yang membuat dirinya tertekan.

Tindakan penindasan didalam dunia maya memang memberikan dampak yang besar bagi seseorang. Baik itu dampak negatif maupun positif. Selain dari kasus Sonya Depari sebenarnya masih banyak lagi kasus-kasus cyberbullying yang memberikan efek jera bagi seseorang. Contoh lainnya adalah Sazkia Gothik yang dulunya pernah memparodikan sila ke 4 dalam Pancasila menjadi “Bebek Nungging”. Tindakannya tersebut mendapatkan banyak kecaman dari publik. Namun, dari berbagai kecaman itulah membuat Sazkia meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan kini ia pun di daulat sebagai duta Pancasila.

Tindakan Cyberbullying memang dapat menimbulkan future shock bagi pelakunya. Konsekuensi ini memiliki sifat mengejutkan, karena hadir dari dunia internet, yang dulunya tidak ada. (Toffler, 1970) dengan adanya hukuman secara verbal inilah yang membuat seseorang bisa lebih mengintrospeksi diri. Selain itu, dengan adanya cyberbullying dapat meringankan negara dalam “mendidik” masyarakatnya.

Kesimpulan

  • Didunia yang modern ini perbuatan seseorang pastilah akan mendapatkan konsekuensi sosial. Konsekuensi sosial ini tidak lagi bersifat tradisional namun telah bertransformasi kedalam dunia digital.
  • Konsekuensi sosial ini, sekalipun keras, dapat memiliki dampak menghasilkan sosok manusia baru yang lebih baik.

Daftar Pustaka

  • Carter-Lau, Pohlin, 2013, “Indonesia: The social media capital of the world”, laman, 10 Desember, diakses hari Selasa, 19 April 2016, pukul 18.23 WIB, 
  • Toffler, Alvin, 1970, Future Shock, New York: Random House, Inc.
  • Bungin, Burhan, 2007, Sosiologi Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Webtografi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun