Mohon tunggu...
Vincent NIM 46123120021
Vincent NIM 46123120021 Mohon Tunggu... Sales - Store Manager - Mahasiswa Mercubuana 44 2023/2024

student of Psychology Mercubuana warung buncit. supporting lecturer Prof. Dr, Apollo, M. Si.Ak Mata kuliah Kewirausahaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi KGPAA Mangkunegara IV Kepemimpinan Serat Wedotomo Untuk Meningkatkan Management Skill dan Merumuskan Strategi Bisnis

21 April 2024   12:07 Diperbarui: 21 April 2024   12:27 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KGPAA Mangkunegara IV.(n.d.).www.kompasnasia.com. 

Dalam berbisnis, kita juga harus berbijaksana dalam pengambilan keputusan, mengetahui pro dan kontra dalam pengambilan semua keputuan berbisnis. Pada awal membangun suatu bisnis atau perancangan berbisnis kita perlu untuk mengetahui banyak hal. Kita perlu mengetahui bisnis apa yang ingin dibangun, yang kemudian dilanjutkan dengan bagaimana bentuk dan jenis produk yang ingin dijualkan. Seseorang juga harus berpengetahuan luas untuk mengetahui apa kondisi dan kebutuhan pasar sehingga dapat memproduksi sebuah produk yang pada kenyataannya sangat diperlukan atau berguna bagi pasar. Kemudian seseorang juga perlu mengambil keputusan dalam pemilihan bahan dasar dan metode produksi produk yang paling efesien dan efektif karena dalam konteks ini keuntungan dalam berbisnis yakni ekeftif dan menguntungkan. Selanjutnya kita juga diperlukan untuk mendalami visi dan misi perusahaan yang bertujuan untuk memberikan dampak yang positif bagi perusahaan sendiri dan masyarakat. Sebuah perusahaan tentu memerlukan ikatan dan kepercayaan yang baik dengan pelanggannya, serupa dengan perusahaan membantu adn melayani kebutuhan masyarakat. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. 

  • Perbedaan orang berilmu dan tidak berilmu
    • Dikutip dari Serat Wedhatama dalam pupuh 1, Pangkur bait 3 hingga bait 5 yang berbunyi:
      • Gugu karsane priyangga/nora nganggo peparah lamun angling/lumuh ingaran balilu/uger guru aleman/nanging janma ingkang wus waspadeng semu/sinamun ing samudana/sesadoningadu manis//
        • Yang diterjemahkan berarti; Semaunya sendiri, kalau berkata tidak memakai aturan, tidak mau dikatakan bodoh, mementingkan sanjungan, namun manusia yang sudah bijaksana terhadap simbol, disamarkan dalam kepura-puraan, semuanya diterima dengan baik.
      • Si pengung nora nglagewa/sangsayarda denira cecariwis/ngandhar-andhar angendhukur/kandhane ora kaprah/saya elok alangka longkangipun/si wasis waskitha ngalah/ngalingi marang si pingging//
        • Yang diterjemahkan berarti; Orang yang bodoh tidak menyadari, semakin menjadi-jadi dalam berbicara, panjang lebar membahana, perkataannya tidak merasa, semakin mengagumkan merasa tidak ada yang mengetahui kebohongannya, orang yang bijaksana mengalah, menutupi orang yang bodoh.
      • Mangkono ilmu kang nyata/Sanyatane mung weh reseping ati/Bungah ingaran cubluk/Sukeng tyas yen den ina/Nora kaya si punggung anggung gumunggung/Ugungan sadina-dina/Aja mangkono wong urip//
        • Yang diterjemahkan berarti; Demikian ilmu yang nyata, sesungguhnya hanya memberikan kesenangan di hati, senang (jika) dikatakan bodoh, senang hatinya jika dihina, tidak seperti orang yang bodoh selalu sombong, senang disanjung sehari-hari, orang hidup jangan begitu.

Menurut KGPAA Mangkunegara IV, orang yang memiliki kepandaian atau ilmu pengetahuan dapat menempatkan dirinya dengan benar dan bijaksana. Kepandaian selain membekali manusia ilmu dan sikap yang bijaksana tetapi bisa membuat hati menjadi tentram yang pada akhirnya dapat hidup dengan bahagia. Ketika seseorang merasa dirinya sudah pintar dapat dikritik dari orang lain yang dibawahnya, hal ini bisa menjadi bahan untuk seseorang melakukan instrokspeksi diri dan ingin melakukan perbaikan. 

Dalam berbisnis, hal ini dikaitkan dengan bagaimana kita menjadi sebuah pekerja yang handal dan bagaimana memiliki pengetahuan dalam berbisnis. Hal ini juga bisa dikaitkan dengan pengetahui diri atau self-knowing, dimana kita harus mengetahui kita sebagai diri sendiri seperti apa, apa yang kita miliki dari segi sifat, positif negatf, kemampuan dan juga ideal atau tujuan yang ingin dicapai. Kita sebagai individu tidak bisa membiarkan diri dalam bertindak dan berpikir dengan ego atau sisi jahat kita. Meskipun kita sebagai manusia tidak akan sempurna dan akan terus memiliki kekurangan tetapi ada pentingnya untuk kita dapat menguasai diri dalam bertindak dan berpikir positif. Dalam kehidupan bekerja dalam suatu perusahaan tentu akan ada persaingan dan permasalahan, kita sebagai individu yang baik perlu untuk bisa menghadapi semua permasalahan dengan profesional tanpa adanya tindakan kejahatan untuk menjatuhkan sesuatu yang merugikan. Kemudian pengetahuan perlu juga untuk dimiliki dalam berbisnis. Tanpa adanya pengetahuan mengenai perusahaannya, proses produksi, penjualan, produk, dst, kita tidak dapat membangun bisnis yang optimal melainkan hanya akan menjadi usaha yang sia-sia.

  • Proses
    • Dikutip dari Serat Wedhatama dalam pupuh 2, Pangkur bait 1 dan bait 2 yang berbunyi:
      • Ngelmu iku kalakone kanthi laku/lekase lawan kas/tegese kas nyantosani/setya budya pangekesing dur angkara//
        • Yang diterjemahkan berarti; Ilmu itu tercapainya dengan proses, mulainya dengan niat sungguh, artinya kas/sungguh membuat kuat, setia usaha penghancur kejahatan.
      • Angkara gung neng angga anggung gumulung/gegolonganira/tri loka lekere kongsi/yen den umbar ambabat dadi rubeda//
        • Yang diterjemahkan berarti; Kejahatan besar di badan banyak sekali, penggolongannya, sampai tiga golongan, kalau dibiarkan menyelimuti menjadi penghambat.

Menurut KGPAA Mangkunegara IV, orang yang memiliki ilmu yang optimal tentu dirinya akan terlapisi dengan perilaku yang baik dan positif. Seseorang akan memiliki hati nurani yang baik dan mudah memaafkan atas kesalahan orang lain. Terutama dalam era globalisasi ini, sikap individualis semakin terlihat dari diri sendiri, Serat Wedatama apabila dicermati lebih dalam maka dapat membantu seseorang untuk menghindari dari sikap-sikap yang buruk dan membentuk karakter yang baik.

Kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial, kita memerlukan interaksi dan timbal balik dari manusia lain. Kita juga sebagai manusia tidak bisa menjadi mandiri sepenuhnya seumur hidup, apalagi untuk melakukan sesuatu yang bertujuan ke arah tertentu. Oleh karena itu, dalam berbisnis kita juga memerlukan individu atau berkelompok juga. Hal ini berkaitan dengan self-improvement yang berkesinambungan dengan etika bekerja sama dalam sebuah tim. Dalam sebauh perusahaan kita ada sebuah tim yang sudah dijabarkan dengan pangkat, jabatan dan job desk. Alur pekerjaan perusahaan untuk melibatkan seluruh tim besar perusahaan, hal ini seperumpamaan dengan sebuah roda gigi yang harus bergerak secara waktu yang bersamaan. Isi dari Serat Wedhatama dalam pupuh 2 ini memberikan pesan bahwa kita sebagai manusia yang memiliki ilmu pengetahuan harus akan juga memiliki perilaku yang baik. Maka dalam sebuah perusahaan kita yang memiliki jabatan yang tinggi tentu akan memiliki pengetahuan yang banyak terutama dalam bagaimana bergeraknya perusahaan, keputusan yang harus diambil, jalan paling efektif untuk perusahaan. Namun, tidak hanya itu bahwa kita harus juga memiliki etika yang baik ketika bekerja sama dengan orang lain. Kita tetap harus memiliki pikiran yang terbuka atau open minded ketika mendengarkan kritik, saran atau ide dari rekan kerja lainnya. Hal yang tidak diinginkan yakni kalau kita memiliki rasa ego yang besar dengan merasa kalau kita memiliki jabatan yang lebih tinggi maka kita tidak memperdulikan saran dari rekan kerja lain yang memiliki jabatan yang lebih rendah. Mengingat kembali dalam generasi sekarang dengan era globalisasi, banyak individu yang menjadi semakin individualis, kita perlu terbuka terhadap orang lain dan juga beretika baik dengan orang lain supaya bisa membangun lingkungan kerja yang baik.

Menurut Muchson (2012), Serat Wedhatama selain hanya kerya seni Jawa Kuno tetapi juga sebagai bentuk tuntutan moral. Tuntutan moral tersebut diklarifikasikan bahwa individu memiliki etika pribadi dimana individu sudah mengetahui dan mendalami tuntutan etis yang lebih ditujukan terhadap diri sendiri. Ajaran yang diberikan dalam Serat Wedhatama dalam kultur Jawa, mengajarkan kita untuk mengetahu bahwa pengetahuan mengenai pengembangan hati, rasa, emosionalitas, hingga spiritualitas merupakan hal yang penting dalma kehidupan manusia. 

Daftar Pustaka:

Birsyada, Muhammad Iqbal; Wasino, Wasino; Suyahmo, Suyahmo; Joebagio, Hermanu (2016-06-15). Bisnis Keluarga Mangkunegaran. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. 24 (1): 111. doi:10.21580/ws.24.1.975. ISSN 2461-064X.

Muchson AR, (2012). Nilai-nilai Pendidikan Karakter Berbasis Moral yang Terkandung Dalam Serat Wedhatama. Makalah. Yogyakarta: UNY

Sumarno. (2014). Nilai-Nilai Budaya Jawa dalam Serat Wedhatama. Jurnal Partrawidya, 15(2), hal. 271-298.

Wasino (2012). Moderenisasi Pemerintahan Praja Mangkunagaran Surakarta. Paramita: Historical Studies Journal. 22 (1): 35–36. doi:10.15294/paramita.v22i1.1842. ISSN 2407-5825.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun