Mohon tunggu...
VIKTORINUS REMA GARE
VIKTORINUS REMA GARE Mohon Tunggu... Guru - Apa adanya,jujur,bertanggung jawab dan pekerja keras
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pejuang Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menepis Badai (Cerita Bersambung)

27 Februari 2021   13:09 Diperbarui: 27 Februari 2021   13:12 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku benar-benar tidak ingat apa yang ditunjuk oleh kakek itu. Karena kakek tua itu menunjuk jenis-jenis pohon tersebut dengan begitu cepat. Yang aku ingat hanya pohon ketujuh, yaitu pohon merongge.

Lanjut kakek itu berkata, "anak ambil kulit dari ketujuh pohon ini, anak jemur sampai kering. Selanjutnya semua kulit dari ketujuh pohon it anak haluskan menjadi tepung," kata si kakek. "Tepung kayu inilah, anak akan membantu menyembuhkan segala macam penyakit banyak orang," lanjut si kakek.

Aku terjaga dari tidur, aku mengingatingat kembali mimpi itu, aku mencoba mengingat ketujuh pohon tersebut. Namun hanya satu pohon yang aku tahu, yaitu pohon merongge, sedangkan enam pohon lainnya aku tidak tahu. Aku hanya berguman dalam hati, mungkin aku akan menjadi seorang dokter atau tenaga medis setelah SMU nanti.

Satu bulan kemudian, aku mendapat berita bahwa, bapakku sudah sembuh dari sakit. Aku bersyukur kepada Tuhan atas karunia kesembuhan bapakku.

Semenjak sakit ketika aku ddk di kelas 2 SMP, bapakku untuk sementara waktu selama enam tahun dilarang dokter melakukan kerja yang berat-berat. Sehingga sejak itu, setiap liburan kenaikan kelas, aku biasanya selama satu bulan membantu bapakku bekerja di sawah.

Dan biasanya dua minggu sebelum liburan, bapakku sudah menyemai bibit padi. Ketika libur, aku yang melanjutkan membersihkan, mencangkul, sampai menanam padi.

Sehingga ketika memasuki tahun ajaran baru, padi sudah ditanam dan kedua orang tuaku tinggal melanjutkan merawatnya.

Sampai-sampai ada satu dua orang tua yang ada di kampungku mengatakan, "Viktor, kamu sebenarnya membiayai sendiri sekolah kamu, setiap libur kamu kerja sawah, dan orang tuamu tinggal melanjutkan perawatan."

Aku hanya menjawab, "jika tidak seperti itu, siapa lagi yang membantu orang tuaku, bapakku sakit-sakit, sedangkan adik-adiku masih kecil. "

Setelah tiga tahun aku di SMU Negeri Bajawa, tahun 1997 aku dinyatakan lulus bersama teman-teman dari jurusan IPA setelah mengikuti EBTANAS tahun pelajaran 1996/ 1997 dengan nilai yang memuaskan.

Aku bersyukur kepada Tuhan, di tengah situasi kehidupan keluargaku yang diterpa cobaan dan tantangan, aku dapat menyelesaikan pendidikanku di SMU.

Tuhan begitu baik, kasih-Nya begitu indah bagiku, bagi keluargaku.

Bersambung bagian ketiga....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun