Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Time Travel Melalui Sound of Borobudur dan Menggaungkan Cita Leluhur Nusantara

14 Mei 2021   12:20 Diperbarui: 14 Mei 2021   12:24 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti layaknya sebuah bangunan peribadahan bahkan bangunan rumah sekalipun, tentu saat pemilihan lokasi, proses pembangunan sampai pembangunan ada alunan niat baik dilembari rentetan doa. Demikian kiranya saat pembangunan Candi Borobudur yang menjadi kitab 3 dimensi dari tingkatan spiritual manusia sesuai keyakinan dharma Buddha. Dari masih berdiamnya di lingkaran Samsara hingga tingkat lepasnya Samsara dan menyokong semua mahluk dalam tingkat kebuddha-an (Lalita Vistara Sutra). Penggunaan waditra yang terekam dalam relief Candi Borobudur sendiri terbagi dalam dua jenis seni yaitu kesenian di tengah warga umum dan kesenian istana. Waditra sendiri juga digambarkan digunakan di alam dewa oleh Kinnara(mahluk surga) sebagai sarana menghibur.

Waditra Klasik. Doc: Youtube SOB
Waditra Klasik. Doc: Youtube SOB


Saya kembali melompati waktu, duduk bersama para pemusik waditra klasik Medang di sekitar Sambara Budhara. Besar kemungkinan ada penguncaran parrita/sutra juga mantra yang terus menerus selama pembangunan. Bisa juga dentingan waditra penyemangat bagi para tenaga, pemahat selama pembangunan maupun selama upacara peresmian candi. Simfoni dari Sound of Borobudur sudah mengantarkan haru apalagi saat leluhur memainkan ansambel. Waditra Bo dengan ukuran kecil sering dipakai saat ritual ibadah keyakinan Buddha hingga sekarang, demikian juga dengan genta, lonceng dan idiophones lainnya.

Waditra Klasik. Doc: Youtube SOB
Waditra Klasik. Doc: Youtube SOB


Saat Trie Utami menyandungkan lagu Lan E Tuyang dari daerah Kalimantan Utara yang riang, saya berpikir bisa jadi kegembiraan dan kebahagian tiap tamu yang hadir saat Candi Borobudur berhasil dibangun, juga terasa sama bahkan lebih dengan aura lagu tersebut. Sangat mungkin ada warga lain pulau, kedatuan sahabat maupun bawahan juga menghadiri dengan membawa haturan sajian ansambel mereka sendiri. Sri Maharaja Samarottungga yang memerintah Kedatuan Medang saat Candi Borobudur dibangun memang lebih mengedepankan Dharma dan budaya daripada exspansi.


Waditri Klasik. Doc: Youtube SOB
Waditri Klasik. Doc: Youtube SOB

Kesimpulan

Kemenkraf Sandiaga Uno. Doc: Youtube SOB
Kemenkraf Sandiaga Uno. Doc: Youtube SOB


Saya yakin leluhur sangat bangga dengan usaha penerjemahan relief musik dan waditra klasik nusantara tersebut. Bukan kali pertama kesuksesan dilakukan oleh Sound of Borobudur Movement, dan diapresiasi oleh Kemenkraf dalam balutan Wonderful Indonesia. Warga dunia bisa mengakses semua informasi detail dari tiap waditra yang diwujudkan secara fisik maupun ruh nya melalui web resmi soundofborobudur.org. Jika ingin mendengar ulang pertunjukan live tersebut, berseluncurlah ke chanel resmi soundofborobudur.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun