Mohon tunggu...
Victor Hamel
Victor Hamel Mohon Tunggu... -

Tinggal di Bali.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yesus Sang Naturalis: Meredakan Angin Taufan

29 Desember 2009   19:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

(39) Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali….(41) Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?" (Markus 4:39, 41)

Pemahaman tentang kuasa Yesus meredakan angin ribut telah menjadi cerita populer di kalangan umat Kristiani apalagi di kalangan anak-anak sekolah minggu. Cerita ini selalu ditujukan kepada kuasa Tuhan Yesus atas taufan yang sangat dahsyat yang menyebabkan ombak besar sehingga perahu Yesus dan murid-muridnya hampir tenggelam. “Untunglah”– demikian sering dikatakan guru sekolah minggu kepada anak-anak sekolah minggu – ada Tuhan Yesus yang berkuasa atas angin taufan yang besar itu. Dan ending dari cerita ini sangat menyenangkan hati, angin diam, Tuhan Yesus berkuasa dan murid-murid selamat.

Namun demikian jarang sekali, bahkan mungkin tidak pernah teks ini dihubungkan dengan bagaimana Yesus melakukan komunikasi dengan angin taufan dan danau itu, seperti dituliskan dalam teks Injil: “ ..Ia pun bangun menghardik angin itu dan berkata kepada danau: Diam! Tenanglah!”.Tak penting apakah Yesus marah terhadap angin dan danau, tetapi satu hal yang penting adalah bahwa Yesus telah membangun sebuah komunikasi verbal terhadap angin taufan dan danau. Apakah Yesus menjadi orang yang aneh karena berbicara dengan angin dan danau? Jika pertanyaan ini ini ada dalam pikiran kita, sebenarnya kita sama dengan murid-murid yang bertanya “Siapakah gerangan orang ini sehingga angin dan danau pun taat kepada Nya”? Mungkin kita saat ini dengan mudah akan menjawab karena Yesus berkuasa atas isi dunia ini. Ini tentu jawaban klasik karena kita sudah tahu pasti Yesus berkuasa atas semua ciptaan. Tetapi ide tentang Yesus yang berkomunikasi dengan angin dan danau adalah sebuah makna yang jauh lebih penting juga untuk dipahami. Komunikasi Yesus dengan angin dan danau ini tidak usah harus dipahami dalam kaca mata mistis. Tetapi baiklah hal ini dipahami dalam pemahaman bahwa manusia dan alam ciptaan adalah sebuah karya cipta yang komunikatif. Makna karya cipta yang komunikatif antara manusia dan alam semesta adalah sebuah karya cipta yang saling membangun, menguatkan,mendamaikan, menumbuhkan dan memberi makna saling memperbaiki. Dengan demikian manusia tidak saja diharapkan memiliki komunikasi yang efektif dengan sesama manusia tetapi juga dengan alam ciptaan lainnya. Kehilangan komunikasi antara manusia dan alam ciptaan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan alamiah dalam bumi ini. Kerusakan alam, penebangan pohon yang berlebihan, abrasi pantai, eksploitasi alam yang berlebihan, dsb., dan kemudian mengakibatkan bencana-bencana alam, sebaiknya juga dilihat dalam konteks hilangnya komunikasi manusia dan alam semesta.

Jadi, cerita Yesus mendiamkan angin taufan dan ombak di danau bukan saja cerita yang memberitakan akan makna kuasa Yesus – itu benar – tetapi juga sebuah cerita yang menegur kita untuk kembali pada hakekat kita yang semula bahwa manusia dan alam semesta adalah sebuah karya cipta yang komunikatif dalam keutuhan ciptaan-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun