Mohon tunggu...
fia rachim
fia rachim Mohon Tunggu... Mahasiswa - tuangkan semua yang ada dalam fikiranmu dalam bentuk tulisan-tulisan yang bernilai dan berkualitas

Bismillah pasti bisa !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Pendidikan Moral Pada Anak Usia Dini

22 November 2022   16:21 Diperbarui: 22 November 2022   16:26 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pentingnya Pendidikan Moral Pada Anak Usia Dini

Hidup dizaman yang serba maju, dan diiringi dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, memberikan pengaruh yang cukup besar bagi dunia. Salah satunya kali ini kita akan membahas tentang “moral”. Seiring berjalannya waktu, perkembangan moral dilingkungan masyarakat semakin terlupakan, seperti halnya banyak sekali sekarang ini mulai dari anak-anak sampai yang sudah dewasa pun kurang memperhatikan tentang sopan santun terhadap orang yang lebih tua darinya. 

Belum lama ini pun terdengar berita tentang kasus seorang siswa yang memukul gurunya sampai meninggal. Tentu sebagai orang tau kita tidak ingkinkan anak-anak kita nantinya mengalami krisis moral seperti murid tersebut bukan?. Pembelajaran moral sangatlah penting diajarkan kepada anak sejak dini. terutama dimasa sekarang ini, dimana pengaruh lingkungan atau media sosial sangatlah besar. Sehingga menyebabkan anak memiliki moral dan sopan santun yang kurang baik. 

Pendidikan moral juga merupakan salah satu pendidikan yang berhubungan dengan perilaku seseorang baik itu perbuatan atau perkataan. Dalam proses mengajarkan nilai-nilai moral, orang tua ataupun guru disekolah tidak hanya memberikan teori-teori saja pada anak, akan tetapi lebih menekankan pada prakteknya bagaimana dalam kehidupan sehari-hari. dalam proses pengenalan pendidikan moral ini juga sangat dibutuhkan kesabaran dan kehati-hatian dalam menyampaikannya pada anak.

Adapun menurut para ahli teori seperti Piaget teori tentang moral dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Moralitas heteronom (4-8 tahun) Pada tahap ini anak akan berpikir bahwa melanggar aturan itu akan dikenakan hukuman, dan setiap orang yang jahad atau berbuat salah nantinya akan dikenakan hukuman. Selain itu Piaget (dalam Slavin, 2011) menegaskan bahwa anak pada masa kanak-kanak mereka akan menilai perilaku yang jahad merupakan hal yang menghasilkan konsekuensi atau dampak negatif meskipun tujuannya baik. Jadi disimpulkan pada tahap ini anak beranggapan bahwa peraturan yang ada dimasyarakat itu memiliki porsi yang sama antara boleh dan tidaak boleh.
  • Moralitas Otonom (9-10 tahun) Moralitas otonom in juga disebut dengan moralitas kerja sama. hal ini ditandai dengan dunia anak yang semakin luas, sehingga mereka memiliki banyak teman sebaya dilingkungan sekitarny. Adanya kerjasama dengan anak lain, dan menciptakan gagasan baru pada anak tersebut tentang aturan, sehingga dengan demikian moralitas anak dapat berubah. Jadi disimpulkan, pada tahap moralitas otonom ini anak sudah mampu memahami aturan yang ada disekitarnya dan mereka dapat menyesuaikanya sesuai porsinya.

Selanjutnya teori moral menurut Kohlberg yaitu:

  • Tingkat Pra-Konvesional (3-7 tahun) Pada tingkatan ini orientasi anak masih pada hukuman dan kepatuhan. Pada tahap ini anak dalam melakukan sesuatu akan memiliki orientasi atas hukuman yang merupakan kosekuensi atas tindakan yang dilakukan, serta kepatuhan anak terhadap aturan.
  • Tingkat Konvesional (8-13 tahun) Pada tahap ini orientasi anak lebih pada kesesuainnya antar pribadi lainya, kemudian anak juga berorientasi pada pemeliharaan.
  • Tingkat Pasca Konvesional (13+) Anak berorientasi pada kontrak-sosial. Pada tahap ini merupakan salah satu kondisi dimana penekanan hak dan kewajiban cukup ditekankan, sehingga proses demokratis terjadi. Selain itu anak juga mulai berorientasi pada prinsip etika universal. Pada tahap ini anak ditempatkan dimana orang dalam melakukan tindakan mencoba untuk sesuai dengan nurani serta prinsip-prinsip moral universal.

Dari pendapat para ahli tersebut juga bisa dijadikan sebagai landasan bagi orang tua atau pendidik untuk mengembangkan moral pada anak usia dini. kemudian mengapa moral harus ditanamkan sejak dini kepada anak?. Menanamkan moral pada anak lebih dianjurkan sejak dini kepada anak.

Karena pada masa tersebut lebih mudah untuk orang tua mengarahkannya dibandingkan ketika anak sudah mulai menginjak masa remaja. Karena dengan menanamkan pendidikan nilai-nilai moral sejak dini, anak akan mengingatnya sampai dia tumbuh dewasa nantinya.

Akan tetapi dalam menanamkan moral tersebut orang tua hendaknya memikirkan setrategi yang tepat agar anak dapat menerimanya dan mencerna semua hal-hal yang diajarkan kepada mereka. 

Oleh karena itu sebagai orang tua yang baik hendaknya memahami bagaimana cara menanamkan nilai moral yang baik dan efektif pada anak. Karena bagaimana pun sebagai orang tua tidak bisa sepenuhnya memasrahkan masalah pendidikan moral hanya pada pihak sekolah saja. Karena pondasi moral alangkah lebih baiknya diberikan pada anak pertama kali dari lingkingkungan keluarganya.

Adapun hal yang bisa diterapkan orang tua kepada anak guna memberikan pendidikan moral diantaranya:

  • Mengajarkan kejujuran dalam mengajarkan kejujuran pada anak orang tua perlu memberikan penjelasan bahwa kejujuran akan membawa seseorang kepada kebahagiaan dan kebohongan hanya akan indah diawal saja, tapi akan membawa seseorang pada penderitaan  sepanjang hidupnya. Walaupun sekecil apapun itu kebohongan tetap saja akan membawa dampak yang besar bagi kehidupan seseorang nantinya. Dengan memberikan penjelasan tersebut pada anak maka anak akan mulai mencerna dan berfikir bahwa berkata bohong itu tidak baik, sehingga anak akan membiasakan dirinya ntuk selalu bersikap jujur. Karena hal mendasar yang menyebabkan seseorang berbohong adalah kebiasaan sejak kecilnya sehingga terbawa sampai ia dewasa.
  • Melatih anak tanggung jawab dalam melatih anak terbiasa bertanggung jawab orang tua bisa melakukannya dengan mengajarkan pada anak untuk senantiasa meminta maaf apabila melakukan kesalahan terhadap orang lain. Selain mengajarkan anak senantiasa meminta maaf, orang tua juga perlu memberikan penjelasan kepada anak bahwa meminta maaf adalah bentuk dari tanggung jawab atas kesalahan yang telah dilakukan.
  • Mengajarkan sikap menyayangi mengajarkan sikap saling menyayangi pada anak bisa diterapkan dalam lingkungan keluarga, misalnya orang tua memberikan penjelasan perlunya sikap saling menyayangi antar anggota keluarga, seperti tidak boleh mengejek atau bertengkar dengan saudaraya. Karena dengan menerapkan sikap saling meyayangi satu sama lain maka akan terciptanya persaudaraan antar sesama manusia. Dalam hal ini orang tua juga perlu mengajarkan pada anak bahwasanya menyakiti orang lain baik itu dalam bentuk perkataan (mengejek) atau perbutan (memukul) adalah sikap yang tidak dibenarkan dan akan berdampak buruk nantinya.
  • Menanamkan sikap disiplin pada anak menanmkan disiplin pada anak bisa dilakukan dengan membiasakan anak untuk bangun pada pagi hari, dan mengajaknya untuk sholat 5 waktu setiap harinya. Dengan mengajarkan anak disiplin pada anak maka pola hidup anak akan lebih teratur. Sehingga moralitas  anak akan terbiasa disiplin dan berperilaku yang baik dan benar. Walaupun disiplin ini sering dianggap sepele oleh para orang tua tapi memberikan dampak yang besar untuk perkembangan moral dan merupakan salah satu kunci anak patuh pada orang tuanya.
  • Mengajak anak bergaul cara menanmkan moral pada anak dapat juga melalui mengajak anak bergaul dengan orang lain. Orang tua juga bisa membiasakan anak berkomunikasi dengan orang lain dan memahamkan anak untuk menghargai sesamanya. Orang tua juga perlu mengajarkan anak untuk berteman dengan baik tanpa memilih setatus sosial dari temanya. Hal ini bertujuan agar anak bisa bersikap baik terhadap orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun