Mohon tunggu...
Verawati Suma
Verawati Suma Mohon Tunggu... Penulis - Author dan Praktisi Pendidikan

Saya seorang Praktisi Pendidikan, senang menulis, menyanyi dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan CGP Ang-10 Kel. 68

30 Maret 2024   11:54 Diperbarui: 30 Maret 2024   12:24 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rangkaian kegiatan yang ada di dalam platform LMS membuka pola pikir saya bahwa apa yang saya miliki saat ini tentang pendidikan dan pengajaran masih jauh dari konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Selain itu, dalam mempelajari modul melalui LMS merupakan upaya agar kita lebih mandiri dan bertanggung jawab  dalam belajar. Dengan mempelajari modul dengan tuntas saya berharap bisa menjadi penggerak dan pemimpin dalam pendidikan yang sesuai dengan zaman dengan tidak melupakan jati diri bangsa.

Perlahan saya berupaya menerapkan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di ruang kelas. Menerapkan proses menuntun, Sebelum mengawali pembelajaran saya membuat komitmen kelas dulu agar jika ada anak yang bercanda atau ngobrol mereka bisa kembali melihat apa komitmen yang sudah disepakati bersama. Hal ini saya adopsi juga dari kegiatan lokakarya orientasi di tanggal 23 maret 2024 yang dipandu oleh pengajar praktik kami yaitu ibu Irna Anita dan Ibu Ismi.

Dalam pembelajaran saya mengarahkan peserta didik ke hal-hal yang positif dan menyenangkan serta menunjang pembelajaran. Ide-ide yang muncul dalam benak saya dituangkan dalam bentuk video dan content media sosial yang menarik buat peserta didik.

       3. Pembelajaran (Findings)

       Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara ini saya jadikan challenge dalam diri saya agar dapat diimplementasikan secara maksimal di kelas, saya yakin sebagai pendidik kita semua sadar akan pentingnya peran seorang guru, begitu juga saya yang saat ini bertekad untuk menjadi pendidik yang berkualitas dengan meningkatkan nilai diri dan tidak anti perubahan selama itu mengarah pada kebaikan. Tidak lupa juga sebagai pendidik yang mengikuti perkembangan zaman, saya harus bisa menguasai teknologi untuk pembelajaran karena bagaimanapun juga itu sudah menjadi tuntunan zaman, tetapi kita wajib berada pada rulesnya dengan tidak meninggalkan  sosio kultural budaya yang ada.

Saya berusaha menjadi pendidik yang memberikan kesan baik kepada peserta didik dan berusaha menjadi inspirasi bagi semua, terutama bagi sekolah saya dan teman sejawat . Caranya dengan mengembangkan kemampuan saya yang selama ini belum maksimal, selain mencoba berbagai inovasi saya juga akan memulai kolaborasi antar mata pelajaran untuk memudahkan peserta didik dalam belajar, bekerja sama, bertanggung jawab untuk pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. Saya yakin pembelajaran kolaboratif bisa berjalan dengan baik dengan tujuan yang sama yaitu memerdekakan anak dalam mengembangkan kompetensinya sesuai bakat dan minat yang mereka miliki.


Perlu saya paparkan lagi beberapa poin dalam pemikiran KHD yang menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan; Kodrat Alam, Kemerdekaan, Kemanusiaan, Kebudayaan, dan Kebangsaan. Hal ini tertuang dalam buku Ki Hajar Dewantara (KHD-2009) tentang pendidikan dan pengajaran seperti yang saya kutip berikut ;

 "Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya"  

Artinya pendidikan merupakan suatu usaha yang berfokus pada proses atau usaha pembentukan mental dan karakter suatu bangsa sesuai dengan lingkungannya dan bisa saya artikan bahwa setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu, berdasarkan filosofis pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus memandang anak sebagai individu yang unik. Setiap anak punya cara belajarnya masing-masing, maka penting bagi pendidik melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.

Bagaimana agar pembelajaran berdiferensiasi ini bisa berjalan? Kuncinya adalah assesmen diagnostik awal yang berguna untuk mengetahui kebutuhan, profil, gaya belajar, metode belajar yang sesuai dengan kondisi anak, ini diperlukan agar pendidik dapat merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan anak , hal ini dikenal dengan istilah 'berhamba pada anak'. Disisi lain, proses pendidikan dan pembelajaran wajib menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Pertanyaannya, apakah para pendidik mampu melakukan pembelajaran berdiferensiasi? Jawabannya tidak ada yang tidak mungkin bagi pendidik  yang ikhlas, mempunyai tekad dan daya juang tinggi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun