Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sekolah Buka Kelas "Siluman", Ratusan Siswa di Medan Jadi Korban

14 September 2017   15:09 Diperbarui: 16 September 2017   17:34 3315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa SMA(KOMPAS/A HANDOKO)

Orangtua Siswa

Siapa yang tidak ingin anaknya sekolah di sekolah negeri favorit? Cuma malangnya ada orangtua yang mau melakukan cara apapun demi anaknya sekolah di sekolah negeri. Padahal sudah ada syarat dan ketentuan yang berlaku.

Orangtua mau menyekolahkan anak mereka di sekolah negeri yang bagus tentu dengan harapan masa depan anak akan cemerlang. Dari segi biaya mungkin lebih murah daripada sekolah swasta. Dan mungkin juga karena gengsi semata.

Walau pemerintah berusaha membangun sistem yang baik guna meminimalisir praktek KKN namun nyatanya ada oknum yang memanfaatkan celah. Pihak sekolah bisa jadi menganggap momen penerimaan siswa baru adalah saat panen raya. Walau bisa dibilang nekad! Sebagaimana juga para orangtua, tahu itu ilegal kok tetap mau.

Rekomendasi Ombudsman memang terdengar kejam. Siswa-siswa ilegal tersebut jelas punya konsekwensi tidak akan mendapat Nomor Induk Siswa Nasional (NISN). Data mereka tidak akan tercatat pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bagaimana jika kelak mereka akan ujian nasional?

Parahnya siswa-siswa ilegal, seperti di SMAN 2 Medan, mereka tidak melakukan aktivitas belajar. Mereka hanya datang lalu duduk-duduk. Kelas mereka juga sepertinya bukan ruang kelas yang layak. Dalam hal ini jelas anak-anak yang menjadi korban.

Orangtua juga jangan berkeras untuk tetap menyekolahkan anak mereka di sana. Di Medan banyak juga sekolah-sekolah swasta yang berkualitas. Lebih cepat mereka pindah lebih baik. Walau ini mungkin akan menimbulkan luka bathin. Semoga berjalannya waktu mereka akan bisa merima situasi itu dan fokus pada pelajaran ke depan.

Kasus ini tidak boleh dipetieskan. Harus dilakukan investigasi menyeluruh apakah terdapat permainan atau korupsi atau tidak. Siapa yang bersalah harus diberi hukuman maksimal. Hukuman-hukuman yang bersikap administrasi tidak cukup. Agar menimbulkan efek jera dan tidak akan terulang.

Sepertinya selalu ada hal-hal yang berbau korupsi di Medan dan Sumatera Utara ini. Lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi pondasi ternyata tercemar. Walau sebenarnya isu-isu negatif di dinas-dinas yang ada di kota Medan sudah lama berkembang di Masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun