Mohon tunggu...
Velicitas Noval Dwi Prasetya
Velicitas Noval Dwi Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

I am an accounting student, studying at Atma Jaya University Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendekatan Holistik dalam Manajemen: Integrasi Pengambilan Keputusan, Lingkungan Eksternal, dan Budaya Organisasi

27 Maret 2024   23:38 Diperbarui: 28 Maret 2024   00:18 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkungan eksternal sebuah organisasi mengacu pada institusi atau kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Pentingnya lingkungan terletak pada variasi tingkat ketidakpastiannya. Ketidakpastian lingkungan merujuk pada tingkat perubahan dan kompleksitas di dalamnya.

  • Perubahan Lingkungan: Lingkungan dinamis mengalami perubahan yang sering dan tidak terduga, sementara lingkungan stabil mengalami perubahan minimal.Ketidakpastian terjadi ketika perubahan tidak dapat diprediksi dengan akurat.
  • Kompleksitas Lingkungan: Mengukur jumlah komponen dalam lingkungan organisasi dan seberapa dalam pengetahuan organisasi tentang komponen tersebut. Lingkungan yang kurang kompleks memiliki sedikit pesaing, pelanggan, pemasok, dll., sementara lingkungan yang kompleks memiliki banyak komponen.
  • Pengaruh Terhadap Manajer: Tingkat ketidakpastian lingkungan mempengaruhi peran dan pengaruh manajer dalam organisasi.
    Manajer cenderung memiliki pengaruh yang lebih besar dalam lingkungan yang lebih stabil dan sederhana dibandingkan dengan lingkungan yang dinamis dan kompleks. Manajer berusaha meminimalkan ketidakpastian lingkungan untuk meningkatkan efektivitas organisasi.

2. Lingkungan Umum

Lingkungan umum mencakup semua faktor di luar organisasi yang dapat memengaruhi kinerjanya. Ini terdiri dari beberapa komponen, termasuk ekonomi (seperti suku bunga dan inflasi), demografi (seperti usia dan pendapatan), politik/hukum (termasuk hukum lokal dan global), sosial/budaya (seperti nilai dan tren budaya), teknologi (termasuk inovasi), global (terkait dengan globalisasi), dan lingkungan (faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi tanpa relevansi yang jelas).

3. Lingkungan Spesifik

Lingkungan spesifik organisasi terdiri dari konstituen atau pemangku kepentingan yang secara langsung relevan dengan pencapaian tujuan organisasi. Ini meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, lembaga pemerintah, dan kelompok kepentingan khusus. Memahami dan berinteraksi dengan lingkungan spesifik ini penting karena mereka dapat mempengaruhi efektivitas organisasi baik secara positif maupun negatif.
1. Pemasok,
2. Pelanggan,
3. Pesaing,
4. Pemerintah,
5. Kelompok tekanan

4. Mengelola Lingkungan

Organisasi tidak berdiri sendiri, melainkan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Lingkungan tersebut memberikan masukan dan menerima keluaran dari organisasi, sementara juga menetapkan batasan melalui undang-undang, peraturan, dan opini kelompok. Meskipun demikian, manajemen memiliki kemampuan untuk mengurangi kendala yang ditimbulkan oleh lingkungan dan memperoleh kendali atas situasi tersebut. Salah satu cara adalah dengan mengidentifikasi konstituen eksternal utama dan membangun hubungan yang kuat dengan mereka. Contohnya, Lockheed dapat mempekerjakan mantan perwira militer untuk melobi kontrak pertahanan, Kraft Heinz dapat merespons merek toko dengan terlibat dalam periklanan yang membangun loyalitas pelanggan, dan Apple dapat membangun hubungan dengan banyak pemasok untuk mengurangi gangguan pasokan.

Budaya Organisasi

Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan hasil dari ciri-ciri dan karakteristik kepribadian yang unik dari anggota-anggotanya. Budaya organisasi ini memengaruhi perilaku dan interaksi antar karyawan di dalamnya. Namun, dalam mengembangkan dan mempertahankan budaya organisasi, sering kali terdapat kendala dan tantangan. Beberapa kendala yang mungkin dihadapi termasuk resistensi terhadap perubahan budaya, kesulitan dalam menyatukan nilai-nilai yang beragam, serta kesenjangan antara budaya yang diinginkan dan budaya yang sebenarnya berlangsung. Tantangan lainnya mungkin meliputi kesulitan dalam menanamkan budaya yang inklusif dan beragam, mengatasi konflik antar budaya yang berbeda, serta memastikan bahwa budaya organisasi tetap relevan dan adaptif terhadap perubahan lingkungan internal dan eksternal. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi kendala serta tantangan tersebut, organisasi dapat memperkuat budaya mereka dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan karyawan.

Mengelola dalam Lingkungan Global


Keputusan manajemen dan Managing in a Global Environment (Mengelola dalam Lingkungan Global) memiliki hubungan yang erat. Keputusan manajemen dalam konteks manajemen dalam lingkungan global sangat terkait dengan kemampuan manajer untuk mengelola organisasi dalam konteks yang melintasi batas negara dan budaya yang beragam. Dalam mengambil keputusan, manajer harus memperhitungkan faktor-faktor global yang mempengaruhi kinerja organisasi mereka.

Globalisasi memungkinkan pergerakan bebas orang, barang, investasi, dan teknologi informasi melintasi batas negara, tetapi bertentangan dengan nasionalisme, yang menekankan kemerdekaan dari negara lain dan menempatkan masyarakat suatu negara sebagai prioritas. Nasionalisme ekstrim menciptakan tembok terhadap ketergantungan pada negara lain, sementara globalisasi membutuhkan kerja sama antarnegara. Populasi yang menganut nasionalisme sering kali menderita parokialisme, yang menghambat penerapan globalisasi.

Manajer memiliki sikap yang membentuk penerimaan atau penolakan mereka terhadap globalisasi dan gaya manajemen mereka: etnosentris, polisentris, dan geosentris. Etnosentris menganggap bahwa pendekatan terbaik adalah yang dilakukan di negara asal, polisentris memandang setiap operasi luar negeri sebagai berbeda dan sulit dipahami, sementara geosentris berfokus pada penggunaan pendekatan dan orang-orang terbaik dari seluruh dunia tanpa memandang asal usulnya. Sikap geosentris dicari oleh perusahaan internasional karena mencerminkan pandangan global dan keterbukaan terhadap perbedaan budaya.

Pemahaman terhadap dinamika globalisasi dan respons terhadap argumen pro dan kontra dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang lebih baik terkait dengan ekspansi internasional, mitigasi risiko global, dan menjaga keberlanjutan bisnis di era global yang kompleks.


Sebagai seorang manajer yang akan bekerja di cabang organisasi global di negara asing, penting untuk memahami bahwa lingkungan kerja Anda akan berbeda dengan lingkungan di negara asal Anda. Tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi oleh manajer di lingkungan global meliputi perbedaan budaya, bahasa, hukum, regulasi, kebiasaan bisnis, dan norma-norma sosial. Oleh karena itu, sebagai manajer, Anda perlu mencari pemahaman mendalam tentang konteks lokal, memperhatikan perbedaan-perbedaan tersebut, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dan berinteraksi secara efektif dengan orang-orang dan sistem di lingkungan kerja baru Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun