Mohon tunggu...
Dea Avega Editya
Dea Avega Editya Mohon Tunggu... Penulis - he/him

masih belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Atlantis, Ultima Thule dan Sejarah Orang Minang

8 Oktober 2013   21:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:48 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah Gadang "Bertanduk"

Dan keturunan Alexander ada hubungan tidak langsung dengan perubahan system Patrilineal ke sistem Matrilineal seperti yang terjadi saat ini. Penggagas system Matrilineal adalah saudara tiri Sri Maharajo Basa (cucu Alexander Agung), yaitu Sutan Balun. Sutan Balun merupakan induk lareh bodi Chaniago, sementara Sri Maharajo Basa merupakan induk lareh koto Pilliang (yang merasa marganya lareh koto pilliang berarti merupakan keturunan Alexander Agung). Sutan Balun dengan cerdik menghindari serangan Majapahit dari Jawa dengan otaknya bukan dengan otot, tentu setelah berunding dengan kalangan cerdik pandai Minangkabau. Ia menyambut pasukan yang dipimpin Adityawarman dengan sambutan hangat yang membuat Adityawarman terkejut (mungkin juga melongo). Sutan Basun segera menawari Adityawarman untuk menikahi puteri Jamilan saudaranya. Namun Ia mensyaratkan bahwa Adityawarman harus menaati adat Minang yakni warisan dan kekuasaan akan jatuh ke pihak Ibu. Dengan kata lain sebenarnya Adityawarman adalah raja semu yang hanya bisa berkuasa semur hidupnya saja, sedangkan Minang akan tetap dikuasai oleh keturunan Puteri Jamilan. Demikian sistem tersebut mendarah daging (mungkin) hingga saat ini. Kisah tersebut mungkin bisa dianggap hoax seperti yang dituturkan pemandu wisata kami bahwa cerita dalam Tambo, menurutnya, hanya 30% kebenarannya. Ia menceritakan bahwa ada 3 versi asal bangsa Minang namun menurut saya kisah di atas adalah yang paling masuk akal hingga ada cerita lain yang lebih logis. Sumber: ve08.blogspot.com berdasarkan novel Negara Kelima karya ES Ito dan buku Atlantis "The Lost Continental Finally Found"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun