Tanggal 8 bulan 4 Imlek [四月八–sì yuè bā {M}; si ngiat pat {KP}], sebuah tradisi unik berlangsung di kalangan komunitas tionghoa tertentu di Bangka. Dirayakan dengan menyantap hidangan khas bernama kue si kentut. Meskipun namanya menggelitik dan mungkin terdengar aneh, kue ini merupakan bagian penting dari warisan budaya yang kaya akan Sejarah, makna dan bahkan khasiat pengobatan.
Bahan utama kue ini berasal dari tanaman daun si kentut [ daun sembukan/ paederia foetida].
Mengenal Daun Si Kentut : Si Bau yang Berkhasiat
Tanaman merambat ini mudah dikenali dari aroma khasnya yan tajam saat daunnya diremas, mirip bau kentut. Oleh karena inilah, namanya disebut. Dalam dialek Hakka Meixian, tanaman ini disebut 臭屁藤 [chhiu⁴-phi⁵-thèn²] yang berarti “tanaman merambat daun kentut”.
Tak kalah menarik dikenal pula dengan Fo Saw Then {KP} [火熱藤- fó ngiet then {HM}): tanaman merambat yang panas seperti api. Julukan ini merujuk pada batangnya yang jika dipukul ke tubuh, akan menghasilkan sensasi panas seperti terkena api.
Di Belinyu, masyarakat menyebutnya Kai Si Then Cho [ rumput beraroma kotoran ayam].
Popularitas tanaman ini tidak hanya terbatas di Bangka, namun memiliki banyak nama di berbagai daerah dan negara:
Indonesia:
- Garut : gembrot
- Sunda : kahitutan
- Jawa : kasembukan
- Madura : bintaos, kasembhukan
- Ternate : gumi siki
Global:
- Internasional: skunk vine, stinkvine
- Malaysia : kesimbukan
- Filipina : kantutan, bangogan, mabolok
- Kamboja : vear phnom
- Laos : kua mak ton sua
- Thailand : kon, choh ka thue mue, yaan phaahom
- Vietnam : day mow long, daaymow trofn, mowtam theer