Bersosialisasi di Kampus: Saat Hoki Menentukan Lingkaran Pertemanan
Masuk ke dunia kampus selalu jadi babak baru dalam hidup seseorang. Dari suasana kelas yang lebih bebas, organisasi mahasiswa, sampai nongkrong di kantin, semua memberi peluang untuk membentuk jaringan sosial baru. Nah, menariknya, proses bersosialisasi ini sering kali tidak melulu soal siapa kamu atau seberapa pintar kamu, tapi juga soal faktor hoki yang menyertainya.
Bayangkan saja, kadang pertemuan pertama dengan sahabat terbaik justru terjadi karena hoki duduk sebangku di kelas umum. Atau bisa jadi kamu ikut organisasi karena diajak teman secara spontan, lalu ternyata pengalaman itu membuka jalan kariermu di masa depan. Inilah yang disebut kehokian sosial, momen keberuntungan kecil yang bisa berdampak besar dalam perjalanan kampus.
Pentingnya Lingkaran Sosial di Kampus
Bersosialisasi bukan cuma soal punya banyak teman untuk diajak nongkrong. Lebih dari itu, lingkaran sosial di kampus bisa jadi:
Sumber informasi — mulai dari tugas, dosen killer, sampai kesempatan beasiswa.
Jaringan masa depan — teman kampus bisa jadi kolega kerja, partner bisnis, bahkan mentor di kemudian hari.
Tempat belajar soft skill — seperti komunikasi, kerja sama tim, dan kepemimpinan.
Tapi, siapa sangka semua ini juga sering ditentukan oleh faktor hoki. Bisa saja kamu ketemu dosen pembimbing yang cocok karena hoki saat pembagian skripsi, atau dapat teman sekelompok yang supportive karena kebetulan namamu berurutan di daftar.
Hoki Bisa Dibentuk
Walau terdengar abstrak, hoki dalam bersosialisasi bisa dilatih. Caranya?
Berani membuka diri: semakin sering kamu keluar dari zona nyaman, semakin banyak peluang hoki yang datang.
Ikut kegiatan kampus: seminar, UKM, hingga acara volunteer. Di situlah kamu bisa bertemu orang-orang baru.
Mindset positif: orang cenderung lebih suka berteman dengan mereka yang punya energi positif.
HOKI25: Filosofi Keberuntungan dalam Hidup Sosial
Kalau dipikir-pikir, konsep hoki ini mirip dengan filosofi HOKI25.
Hoki sendiri dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai keberuntungan, sebuah momen positif yang sering kali datang tanpa diduga, tapi bisa memengaruhi hidup seseorang secara signifikan.
Sedangkan angka 25 dalam budaya kehokian sering dikaitkan dengan energi pertumbuhan, perubahan besar, dan peluang baru. Angka ini melambangkan perjalanan seseorang dari fase biasa menuju fase yang lebih beruntung dan penuh peluang.
Menggabungkan keduanya, HOKI25 bisa dimaknai sebagai simbol keberuntungan yang bukan hanya datang tiba-tiba, tapi juga muncul ketika kita berani mencoba hal baru, bersosialisasi, dan membuka diri pada kesempatan. Sama halnya di kampus: saat kamu berani ikut organisasi, ikut lomba, atau sekadar menyapa orang baru, kamu sedang membuka pintu menuju kehokian sosial versi dirimu sendiri.
Penutup
Bersosialisasi di kampus itu ibarat menanam benih. Ada yang langsung tumbuh jadi pohon besar, ada juga yang perlahan tapi berbuah manis. Dengan usaha, sikap positif, dan sedikit sentuhan hoki—atau bahkan filosofi HOKI25—siapa tahu kamu bukan hanya mendapat teman seperjuangan, tapi juga koneksi yang menentukan masa depan.
Jadi, jangan takut untuk membuka diri. Ingat, dalam hidup kampus, kadang hoki bukan kebetulan, tapi hasil dari keberanian mengambil langkah pertama.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI