Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Jika Sedang Galau, Sebaiknya Jauhkan Diri Anda dari Media Sosial!

14 Januari 2022   23:29 Diperbarui: 15 Januari 2022   07:36 4320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Is social media helping you feel good? pathdoc/Shutterstock.com 

Artikel senada dengan judul di atas, sebenarnya pernah saya muat di kompasiana sekitar tahun 2013, tapi entah dicari gak ketemu. Jadi ya saya tertarik untuk menulis ulang soal hal ini, apalagi perlu di update dengan fenomena atau kejadian yang terjadi belakang ini.

Galau apa sih artinya?

Dari berbagai sumber disebutkan bahwa galau adalah suasana hati yang sedang dalam kebimbangan, tidak bisa atau sulit dalam menyikapi permasalahan yang sedang dihadapi apalagi untuk menyelesaikannya, intinya hati atau perasaannya sedang bimbang. 

Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa galau itu adalah kacau yang tidak karuan dalam pikiran. Jadi bisa kita terjemahkan bahwa galau merupakan kondisi atau keadaan dimana seseorang sedang mengalami pikiran atau perasaan yang sedang tidak karuan.

Ok deh, saya langsung sebut saja, kasus Ferdinand Hutahaean, Pria kelahiran Sumatera Utara, 18 September 1977. Usianya terpaut jauh dibawah saya, namun kiprahnya di dunia politik dan organisasi boleh dikatakan harusnya sudah cukup matang dalam melakukan tindakan, ucapan dan keputusan  yang dewasa.

Saya gak mau menyinggung persoalannya yang telah lewat, yang terkini saja. Dimana dalam klarifikasinya, saya simpulkan saja bahwa dirinya mengaku sedang dirundung masalah dalam kesehatan mental, kemudian ia seolah-olah berbicara dengan dirinya sendiri. Dan pada ujungnya keluar tweet yang berujung masalah tersebut. Jadi si Ferdinand ini sedang galau ketika nge-tweet itu  barang.

Nasi sudah menjadi bubur, berekspresi tapi  kebablasan, mau beralasan ia melakukan itu dalam keadaan gangguan mental dan kejiwaan dan dilanjutkan klarifikasi serta permintaan maaf. Gak akan mengurangi masalah hukum yang terlanjur ditangani, dan wajar jika polisi memiliki  minimal dua alat bukti yang kuat dan dengan keyakinan dan profesional, ia wajar ditahan dan dijadikan tersangka. Karena pasal yang dikenakan tidak memungkinkan penangguhan penahanan. Ya, sesuai hukum acara, yang bersangkutan harus nginap dulu di rutan  polri, selama proses hukum berjalan. Kecuali ada upaya  "luar biasa"untuk penangguhan penahanan, dan hal ini kelihatannya sulit dikabulkan.

Tentu jika ada yang berpendapat ini sebuah konspirasi untuk menjatuhkannya, saya gak peduli dengan hal tersebut. Kalopun ada, ya itu urusan dia. Namanya dunia politik. Polisi gak akan gegabah dalam menentukan sikap dan bekerja secara profesional. Minimal dua alat bukti yang kuat sudah dapat menahan Ferdinand.

Biar proses hukum berjalan, dan hak-hak yang bersangkutan untuk membela diri melalu pra peradilan baik sebelum P21 maupun kelak jika lengkap dan dilimpahkan ke kejaksaan, biarlah proses hukum berjalan dengan sendirinya. Mau dianggap terjadinya ketimpangan atau tebang pilih, dalam penilaian banyak orang, saya juga gak ambil pusing. Jika diributkan, justeru memperluas masalah kemana-mana.

So saya lebih fokus pada statement Ferdinand, yaitu bahwa tweetnya itu adalah berasal komunikasi imanjiner dirinya entah dengan pikirannya sendiri atau dengan mengatasnamakan Tuhan. Sekalipun saya bukan seorang phiskolog, inilah persoalannya. Dimana banyak pengguna sosial media bahkan blogger, dalam keadaan "galau" tanpa pikir panjang menuangkan apa yang ada dipikirannya, tanpa mempertimbangkan konsekwensi yang bakal diterima. Entah itu secara hukum maupun sanksi sosial dari masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun