Mohon tunggu...
Valencia Yuniarti S.
Valencia Yuniarti S. Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Interested in media and communication studies

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Semua Orang Dapat Membuat Video Berkualitas, Apa Saja Kriterianya?

10 Maret 2021   09:06 Diperbarui: 10 Maret 2021   10:20 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecanggihan teknologi telah menyatukan peran produsen serta konsumen dalam bidang videografi. Hingga tahun 2021, setiap orang telah mampu memproduksi dan mendistribusikan konten videonya secara mandiri.

Youtube telah menjadi platform yang paling sering diakses oleh masyarakat Indonesia. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil riset yang dilakukan oleh WeAreSocial.

Hasil risetnya mengungkapkan bahwa Youtube diakses oleh 93,8 persen pengguna internet Indonesia yang berumur 16 hingga 64 tahun. Posisi kedua dan ketiga pada riset tersebut diisi oleh WhatsApp dan Instagram.

Dari data tersebut, kamu bisa membayangkan kedekatan masyarakat Indonesia dengan konten video. Kehadiran konten yang semakin beragam juga bisa menjadi salah satu pengaruh dari tingginya jumlah akses Youtube.

Namun, keberagaman dari konten video tidak lantas menjamin kualitas dari videonya. Ada banyak video yang trending hanya karena judul sensasionalnya.

Oleh karena itu, ada baiknya kamu juga mengerti tentang kriteria video berkualitas. Siapa tahu kamu berniat untuk melakukan produksi video suatu saat nanti. 

Foto oleh L Minh dari Pexels
Foto oleh L Minh dari Pexels

Kriteria Video Berkualitas

Sebuah konten video pasti berkaitan dengan audio dan visual. Dua elemen tersebut saling mendukung dalam menciptakan pesan dan cerita. Penonton tidak akan merasakan pengalaman yang maksimal, jika salah satu elemennya tidak maksimal.

Kedua elemen tersebut harus diperhatikan secara maksimal supaya saling mendukung. Coba bayangkan, kamu menonton sebuah video yang gerakan mulut dan suaranya tidak pas. Bagaimana rasanya? Mungkin kamu justru tidak menikmati videonya sama sekali.

Sebuah video dapat dikatakan berkualitas memenuhi beberapa kriteria tertentu. Pada tulisan ini, konten video yang dimaksud adalah video Youtube. Kriteria yang akan dibahas merujuk pada sebuah buku berjudul "Youtube Channel for Dummies".

Berdasarkan buku tersebut, ada empat komponen utama dalam sebuah video berkualitas. Empat komponen tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Pencahayaan yang bagus

Keberadaan cahaya adalah faktor terpenting dari indra penglihatan manusia. Tanpa cahaya, manusia tidak dapat melihat sebuah objek. Kamu juga tidak dapat melihat sesuatu jika cahayanya terlalu terang.

Penataan cahaya pada sebuah video juga penting untuk menampilkan warna objek. Jika kamu salah menata cahaya, maka warna dari objek tersebut tidak dapat dilihat dengan sempurna.

Sebagai 'sepasang mata', kamera pun memiliki cara kerja yang sama. Cahaya yang terlalu redup atau terang akan membuat sebuah objek gagal dilihat secara sempurna. Penataan cahaya dalam sebuah video juga dapat menjelaskan latar tempat dan suasana.

Secara sederhana, cahaya dalam sebuah video harus dapat membuat nyaman mata penontonnya. Jangan terlalu terang atau terlalu redup, pastikan penonton dapat melihat dengan jelas. 

Kamu bisa menonton video di bawah ini untuk mengetahui dasar-dasar dari penataan cahaya.

2. Kualitas audio

Volume merupakan hal paling sederhana yang dapat kita identifikasi saat membahas kualitas audio. Audio dalam sebuah video tidak boleh terlalu kecil atau terlalu besar. Sang pembuat karya harus memastikan kualitas audio sejak proses produksi.

File audio akan sulit dikoreksi, jika tidak memiliki file mentah yang bagus. Kualitas audio juga ditentukan oleh perangkat rekaman yang digunakan. Kamu harus dapat membedakan kapan harus menggunakan clip on, kapan menggunakan microphone condenser, dan kapan menggunakan shotgun microphone.

Selain volume suara, noise dari lingkungan sekitar juga harus diperhatikan. Suara angin, suara orang berkendara, dan suara orang yang lalu lalang dapat menjadi noise. Noise adalah suara yang mengganggu suara utama dari sebuah video.

Kamu harus dapat menghilangkan suara-suara yang tidak dibutuhkan selama rekaman. Hal itu diperlukan agar audio dalam konten video menjadi 'bersih'. Kamu juga tidak boleh lalai dalam menyelaraskan file audio dan video. Jangan sampai gerakan mulut dan suara justru berbeda.

Jangan lupa untuk menambahkan efek-efek suara jika diperlukan. Efek-efek tersebut dapat memberikan pengalaman yang lebih kepada penonton. Kamu juga dapat menambahkan lagu untuk menciptakan suasana-suasana tertentu.

Kamu dapat menonton video di bawah ini untuk mengetahui microphone yang sesuai dengan jenis video kamu.

3. Video yang stabil

Kamu bisa menggunakan alat seperti tripod atau stabilizer untuk membuat videomu stabil. Kamu tidak disarankan untuk mengambil video dengan durasi lama. Tanganmu pasti akan gemetar.

Video yang stabil akan lebih enak untuk ditonton. Jangan membuat penontonmu pusing dengan gambar yang tidak stabil. Hal ini memang terlihat sangat sederhana, namun ini akan berdampak pada kenyamanan penonton.

Ada beberapa tips yang dapat kamu lakukan agar videomu stabil. Silakan tonton video di bawah ini.


4. Angle yang beragam

Ada beberapa angle dalam videografi, yaitu bird view, high angle, eye level, low angle, dan frog eye. Angle dapat memunculkan perspektif pada sebuah gambar. Jadi, memikirkan angle adalah hal yang penting.

Angle yang paling sering digunakan untuk membuat sebuah video Youtube dalam format Vlog, yaitu eye level. Penonton akan melihat kamu sebagai sosok yang setara dengan menggunakan angle tersebut.

Selain angle, kamu juga dapat memanfaatkan beragam shot pada video kamu. Adapun jenis shot yang biasa digunakan, yaitu extreme long shot, long shot, medium shot, close up, dan extreme close up. 

Penggunaan angle serta shot yang beragam akan membuat penonton tidak merasa bosan. Satu hal yang terpenting, kontinuitas cerita atau alur dalam videomu juga harus dijaga.

Kamu bisa belajar sedikit mengenai angle dan shot melalui video di bawah ini.


Implementasi dan Evaluasi

Saya pun pernah menjadi produsen konten video. Beberapa hasil karya saya, juga pernah diunggah ke Youtube. Salah satunya adalah sebuah film pendek berdurasi tujuh menit dengan judul Langkah Kecil untuk Bumi (2016).


Setelah hampir lima tahun berlalu, saya akan mencoba 'membedah' film pendek tersebut. Secara lebih spesifik, pembahasannya akan berkaitan dengan kriteria video berkualitas. 

Tulisan ini mungkin akan menjadi seperti kilas balik buat saya pribadi. Seingat saya, ada banyak hal yang saya rasa masih kurang saat membuat film tersebut.

Secara keseluruhan, video yang pernah saya produksi tersebut sudah cukup baik. Ceritanya juga sederhana, namun dikemas dengan alur yang tidak hanya maju atau mundur saja. Secara pengambilan gambar, angle dan shot yang digunakan juga sudah cukup stabil dan tepat.

Namun, ada satu hal yang sangat mengganggu bagi saya, yaitu terkait penataan suara dan cahaya. Audio dalam video tersebut sangat jauh dari kata ideal. Ada banyak bagian yang sangat berisik dan tidak pas. Akhirnya, itu juga berpengaruh pada kontinuitas alurnya.

Penataan cahaya pun banyak yang terlalu terang, apalagi yang diambil di luar ruangan. Warna dari kulit para pemainnya jadi tidak begitu jelas.

Kesimpulannya, video tersebut masih jauh untuk dikatakan berkualitas. Kamu bisa menonton ulasan saya mengenai video tersebut di bawah ini. Pembahasannya akan jauh lebih lengkap dan lebih menarik tentunya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun