Sharing menjadi bagian terpenting dari model komunikasi pemasaran ini karena setelah terjadinya proses pembelian konsumen akan memberikan informasi kembali dalam bentuk komentar, review, maupun testimoni melalui media sosial (sharing).Â
Pada tahapan sharing inilah yang akan dijadikan tolak ukur konsumen lain dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian atas produk tersebut (Hanindharputri & Putra, 2019).
Penulis mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara peran TikTok dan influencer dalam pengembangan UMKM. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya pengguna TikTok didominasi oleh berbagai generasi mulai dari generasi milenial, generasi Y, hingga generasi Z.
Dimana generasi tersebut merupakan target market bagi model pemasaran AISAS.Â
Dalam model pemasaran AISAS influencer lah yang memegang kunci keberhasilan, lewat testimoni yang sudah diberikan dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk membeli produk tersebut juga. Â
Permasalahan yang Muncul dan Solusinya
Peran Influencer dalam pemasaran digital dinilai efektif dalam usaha pengembangan usaha UMKM, tetapi dalam prakteknya masi menemui berbagai kendala. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar influencer cukup mahal.Â
Sebenarnya influencer sendiri terbagi menjadi 3 macam dari mulai micro influencer, macro influencer, hingga mega influencer (Hanindharputri & Putra, 2019).Â
Dari ketiga jenis influencer itu memiliki tingkat harga yang berbeda tergantung pada tingkat pengaruh yang  dihasilakan untuk menaikkan brand awarness.
Pelaku UMKM bisa mulai menggaet micro influencer untuk mempromosikan produknya. Micro Influencer merupakan influencer  yang memiliki followers antara 1000 hingga 100 ribu orang.