Mohon tunggu...
Usman Bone
Usman Bone Mohon Tunggu... Buruh, Kuli, Pembantu

Kumpulan Cerita Pendek, Cerita Rakyat, Puisi, Tokoh dan Sosok serta Ungkapan Seolah-olah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi : Bestie Untuk Bangsa - Prabowo dan Jokowi

6 Oktober 2025   19:40 Diperbarui: 6 Oktober 2025   19:40 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karikatur via AI, /usman

PUISI - Pertemuan itu datang seperti pagi, hangat, teduh, membawa kabar tentang dua sahabat bangsa, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, duduk berhadap-hadapan membicarakan nasib rakyat dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih.

Mereka bukan sekadar dua pemimpin, mereka adalah kawan seperjuangan, "bestie," kata anak muda hari ini, yang rutin berbagi cerita tentang tanah air, tentang harapan anak-anak bangsa, tentang masa depan Indonesia yang ingin mereka jaga bersama.

Pertemuan itu menghangatkan hati, membawa angin sejuk ke tengah hiruk pikuk, mengingatkan bahwa persahabatan tulus lebih kuat daripada bisikan iri, lebih abadi daripada upaya menjauhkan.

Mereka berbincang tentang kemajuan, tentang solusi terbaik bagi rakyat, tentang jalan panjang yang penuh liku, namun harus ditempuh dengan keberanian.

Ada doa yang menyertai, semoga kesehatan selalu menemani langkah mereka, semoga semangat tidak pernah padam, semoga bangsa ini terus dijaga oleh hati yang tulus dan pikiran yang bening.

Dan bagi mereka yang mencoba memisahkan, membangun jurang dengan kata-kata, menyulam kebencian dengan niat buruk,
doa ini terucap: "Berhentilah. Insaflah. Keinginan buruk itu tak akan pernah tercapai."

Sebab persaudaraan dua pemimpin ini dibangun di atas niat tulus, dijaga oleh kepercayaan rakyat, dan dipayungi oleh doa bangsa.

Prabowo dan Jokowi, dua nama, satu cita-cita: Indonesia yang lebih kuat, lebih adil, lebih makmur.

Mereka bukan sekadar sahabat, mereka adalah penjaga harapan. Dan kita, rakyat, adalah saksi dari persahabatan itu, yang kelak tercatat dalam sejarah sebagai tanda bahwa cinta tanah air selalu lebih besar daripada ambisi pribadi.

Maka biarlah pertemuan itu terus menjadi obor, menyala di hati rakyat, menyala di jalan perjuangan bangsa, sebab sahabat sejati tidak pernah terpisah, bahkan oleh jarak, apalagi oleh fitnah. Senin, 6 Oktober 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun