Mohon tunggu...
Bosman Batubara
Bosman Batubara Mohon Tunggu...

tidak senang dengan keberadaan PT Sorikmas Mining di Kabupaten Mandailing Natal

Selanjutnya

Tutup

Nature

PT Sorik Mas Mining Merancang Lubang Raksasa di Puncak Tor Sihayo

25 September 2010   10:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:58 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang akan dilakukan oleh PT Sorik Mas Mining (PT SMM) di Tor Sihayo, area kontrak karya mereka di blok bagian utara? Meskpiun belum begitu detil, akan tetapi ada baiknya kita cermati bersama beberapa model yang tampil dalam bahan-bahan presentasi mereka—yang seperti biasanya, ditujukan untuk para investornya di luar negeri sana. Pertama-tama, mari kita lihat dulu peta sekitar area seperti pada peta 1. Peta ini saya dapatkan dari Dokumen C yang sudah saya kutip pada tulisan sebelumnya. Dalam Peta 1 terlihat bahwa posisi lokasi Sihayo dan Sambung yang menjadi target PT SMM berada di puncak Tor (“bukit”) Sihayo. Kalau kita cermati lebih jauh, maka dari Tor Sihayo inilah mengalir sungai-sungai yang menuju ke beberapa desa di lembah dan pada akhirnya bermuara di Sungai Batang Gadis. Dari peta misalnya, kita dapat melihat Aek Galo. Aek adalah Bahasa Mandailing, kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya air. Dalam keseharian, kalau digandengkan dengan kata lain seperti “Aek Galo”, maka ia berarti “Sungai Galo”. Sepanjang perjalanannya menuju Batang Gadis, kita dapat melihat bahwa Aek Galo ini melewati beberapa Desa seperti Humbang, Tambiski, Banua Rakyat, dan pada akhirnya bermuara di Batang Gadis. Di sebelah Utara Aek Galo ini kita masih dapat melihat adanya sungai-sungai kecil yang lain yang mengarah ke Batang Gadis seperti Aek Tumbasior dan Aek Lobo. Kemudian ada beberapa Sungai yang mengarah ke utara dan barat, Seperti misalnya Sungai Sihayo. Dengan demikian, maka Tor Sihayo ini sebenarnya menjadi area tangkapan air bagi beberapa kampung yang ada di kakinya. Pola pengairan yang berkembang adalah pola pengairan radial, dimana beberapa sungai memancar dari satu titik menuju ke segala penjuru mata angin. Secara logis, hal ini sangat simpel untuk difahami. Karena Tor Sihayo adalah sebuah “gunung” dengan ketinggian 1065 m di atas permukaan laut, maka ia menjadi zona tangkapan air, dan dari beberapa titik di punggungannya berkeluaranlah mata air-mata air yang mengalir menuju lembah, hingga pada akhirnya bersatu membentuk sungai yang lebih besar. Apa yang direncanakan oleh PT SMM terhadap Tor Sihayo? Untuk itu kita akan melihat dua peta lagi, yaitu peta 3 dimensi rencana penambangan (peta 2) dan peta sayatan geologi regional 3 Dimensi Tor Sihayo dan sekitarnya (peta 3). Peta 2 saya dapatkan dari dokumen bertajuk Result of Annual General Meeting for Shareholders 27th November 2009—selanjutnya akan disebut Dokumen D—yang dikeluarkan oleh Opora Limited—nama lama Sihayo Gold Limited, pemegang 75% saham pada PT SMM, 25% lainnya dipegang oleh PT Aneka Tambang Tbk. Sementara peta 3 saya peroleh dari Sihayo Gold Limited March 2010—selanjutnya disebut Dokumen E—yang juga digunakan sebagai bahan presentasi bagi para investornya.

peta 2: diagram blok 3 dimensi Tor Sihayo yang mau dikeruk beserta perkiraan posisi desa-desa di Kakinya. Diolah dari: Dokumen D

Pada peta 2 kita melihat penampang melintang Bukit Sihayo yang akan dikeruk oleh PT SMM menjadi sebuah lubang raksasa dengan posisi perkiraaan desa-desa yang berada di kaki Tor Sihayo. Meskipun pada peta 2 ini terlihat bahwa unit batuan yang mereka incar berada hanya pada hitungan sampai 200 m dari permukaan Tor Sihayo, akan tetapi tidak ada jaminan bahwa mereka akan membuat lubang raksasa hanya sedalam kira-kira 200 m di puncak Tor Sihayo. Karena, dalam standar praktis dunia pertambangan, data selalu berkembang beriringan dengan majunya proses. Maksudnya begini, kalau PT SMM sudah berhasil membuat lubang raksasa sedalam 200 m, maka mereka bisa mengetahui kondisi batuan bawah permukaan di kedalaman 200 m yang sekarang. Dengan demikian, kalau di bawah (katakanlah 200 m) mereka menemukan deposit mineral lagi, maka penambangan akan diteruskan. Sementara, semakin dalam sebuah lobang tambang terbuka, maka semakin besar diameternya di permukaan.

peta 3: disain lobang raksasa yang sedang dirancang PT SMM untuk mengeruk emas di puncak Tor Sihayo. Sumber: Dokumen E

Dari peta 3, maka dapat kita lihat bahwa PT SMM sudah menyiapkan lobang raksasa sepanjang kurang-lebih 0.5 km di puncak Tor Sihayo. Dengan catatan, masih ada kemungkinan bertambah panjang dan luas lobang raksasa yang sedang dirancang tersebut. Hal ini dapat kita ketahui dari hadirnya tanda panah berwarna merah yang mengarah ke arah lembah. Ketiga tanda panah berwarna merah ini, mengindikasikan bahwa mereka memperkirakan batuan yang mengandung emas sangat mungkin lebih banyak dari yang mereka perkirakan dan karenanya, lobang tambang akan diperluas sesuai arah panah. Setelah pembahasan mengenai rancangan lubang raksasa yang sedang disiapkan oleh PT SMM di puncak Tor Sihayo di atas, maka sekarang ada baiknya ditampilkan seperti apa keadaan Tor Sihayo dan lokasi seputarnya seperti yang terdapat pada gambar 1 berikut ini.

gambar 1: salah satu contoh lokasi pemboran PT SMM. hutan seperti inilah kira-kira yang mau dikeruk, . Sumber: dokumen C

Dapat anda bayangkan kalau kelak PT SMM membuat lubang raksasa di Puncak Tor Sihayo, maka alamat tinggal lubanglah hutan tropis seperti yang ada dalam gambar 1. Alamat celakalah penduduk di Desa-Desa yang tinggal di lembah Tor Sihayo dan pasti akan terdampaklah semua warga yang tinggal di DAS Batang Gadis. Meskipun untuk poin terakhir tentu saja studi yang lebih detil mengenai sedalam dan seluas apa dampaknya bagi warga masihlah perlu dilakukan. sumber: http://usirsorikmasmining.wordpress.com/2010/09/01/pt-sorik-mas-mining-merancang-lubang-raksasa-di-puncak-tor-sihayo/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun