Mohon tunggu...
Ismail Marzuki
Ismail Marzuki Mohon Tunggu... Dosen - Hidup ini layaknya cermin, apa yang kita lalukan itulah yang nampak atau kita hasilkan

Memiliki banyak teman adalah kebahagiaan yang tak terkira. Senyum selalu dalam menjalani hidup akan memberi makna yang membekas dalam tiap bait hari-hari

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ambisi

21 Oktober 2023   10:46 Diperbarui: 21 Oktober 2023   10:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Geram menggeretak dalam nurani.

Menjual orang miskin, orang papa, orang pinggiran untuk kepentingan sendiri. Apakah itu perilaku manusiawi?

Mengaku diri sebagai intelek tinggi, berdasi, punya kursi, dan jabatan tinggi, namun membual dalam orasi-orasi. Apakah itu manusiawi?

Menjegal teman sendiri, mengkhianati, konspirasi sana-sini, memusuhi dengan dalih narasi. Apakah itu manusiawi?

Kawan jadi lawan, berteman demi cuan, menjilat demi keuntungan, penghianatan sudah menjadi kebiasaan. Apakah itu manusiawi?

Masih banyak lagi duri-duri yang menusuk hati yang manusiawi. Entah sampai kapan lagi? Mata telah melihat, kepala telah berpikir, dan hati telah merasa, negeri ini telah dipenuhi kepentingan-kepentingan sendiri dan ambisi.

Sorong, 21 Oktober 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun