Mohon tunggu...
uri bocah wingi
uri bocah wingi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis media harian

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penghianatan Gerakan Pewarta Negeri Sasta (Latar Sios)

18 Februari 2023   00:28 Diperbarui: 18 Februari 2023   00:30 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perang strategi yang dimenangkan kekuatan kegelapan dan penghiantan Pewarta di Negeri Sastra (Pexels / 9143 images)

Bahkan itu juga dilakukan Adi Luhung yang melobi Prima untuk tidak melakukan aksinya di Gedung pusat keamanan.

Dasar penghianat tetap penghianat, siapa yang diperjuangkan malah dia yang harus kerokan duluan. Alasannya karena pusing terus-terusan dibujuk si Gembul.

Sialnya lagi dia menjadi cepu buat si Gembul sampai sekarang itu dilakukan dia. Karena mentalitas sudah mengakar sebagai telik sandi tukang bocor rahasia.

Disisi lain, Pria sudah hafal dengan para kelakuan senior dan teman-temannya. Mana yang penjilat, penipu, tukang cepu, hingga si tukang masuk angin.

Menyiasatinya, Pria melakukan sabotase terhadap poster yang akan ditunjukan saat aksi yang dilakukan keesokan harinya.

Pria menuliskan beberapa poster dengan dengan kata 'Copot Kepala Markas Pusat Keamanan Negeri Sastra".

"Lho kok bang ditulis kayak gitu," kata Jarik junior Prima.

"Ini sabotase karena banyak kawan-kawan yang sudah berhianat. Sudah tulis saja kata 'Copot Kepala Markas Pusat Keamanan Negeri Sastra' sekarang," jelas Prima memelankan nadanya.

"Nanti poster ini masukkan tas dulu, jangan hanya satu bikin 3 poster dengan kata yang sama," pinta agar Jabrik bergegas.

Selesai membuat perangkat aksi ditempat berbeda dengan orang-orang yang dipercayainya. Prima bergegas pulang.

"Sampai besok yah. Awas jangan sampai bocor. Ini strategi utama. Saya meyakini para senior sudah masuk angin, apalagi si Adi Luhung. Rupanya saja awal menangis minta tolong, sekarang malah mengiyakan permintaan Gembul curut," pintanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun