Mohon tunggu...
Unu Nurahman
Unu Nurahman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 Leuwimunding Kabupaten Majalengka dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Prodi Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Sebelas April Sumedang

Guru Penggerak Angkatan 2 Pengajar Praktik PGP Angkatan 6 dan 9 Sie, Humas Komunitas Guru Penggerak Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Emisi Nol Bersih (Net-Zero Emissions) 2060, Sebuah Komitmen dan Ekspektasi

23 Oktober 2021   08:35 Diperbarui: 23 Oktober 2021   08:37 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk meningkatkan Kesadaran Global (Global Awareness) dan Keperdulian terhadap perlindungan alam dan planet Bumi, pada setiap tanggal 5 Juni seluruh negara di dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup. Penetapan tanggal ini berkaitan dengan pembukaan Konperensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia yang berlangsung pada 5-16 Juni 1972 di Stockholm-Swedia. Adapun Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia di tahun 2021 ini adalah Restorasi Lingkungan.(Environment Restoration) yaitu upaya untuk mengembalikan ekosistem ke kondisi awal yang mencakup usaha pencegahan dan mengatasi berbagai kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia.

Pada perjanjian Paris (Paris Agreement) yang ditandatangani oleh 196 negara pada 12 Oktober 2015, telah disepakati pembatasan pemanasan global (global warming) hingga 1,5 derajat Celcius di atas level suhu sebelum revolusi industri (pre-industrial level) untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim seperti kekeringan, banjir, dan punahnya spesies. Menurut para ilmuwan penguarangan emisi karbon dioksida (CO)secara global ke 'nol bersih' (net zero) pada tahun 2050 adalah cara untuk memenuhi tujuan utama perjanjian itu, meskipun praktiknya diserahkan kepada masing-masing negara. Indonesia menargetkan emisi nol bersih (net-zero emission) pada tahun 2060.

Hasil perjajnjian itu diapresiasi positip oleh sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban-Ki moon sebagai suatu pintu masuk sebuah era baru kerja sama global untuk menangani masalah yang paling kompleks yang dihadapi umat manusia. Lebih lanjut, Ban Ki moon mengatakan bahwa untuk pertama kalinya, setiap negara di dunia telah berjanji untuk mengurangi emisi, memperkuat ketahanan dan bergabung dalam penyebab umum untuk mengambil tindakan iklim umum. Ini adalah sukses besar untuk multilateralisme.

Paris Agreement akan memberi dukungan untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia dan menetapkan tujuan global untuk secara signifikan memperkuat adaptasi perubahan iklim melalui dukungan dan kerjasama internasional. Upaya Indonesia untuk melakukan pembangunan bersih yang lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim akan didukung oleh pendanaan dari negara-negara maju dan sumbangan pendanaan sukarela dari negara-negara lain.

Sebagai negara yang memiliki hutan mangrove terbesar di dunia pada tahun 2021 seluas 3,2 juta hektar, Indonesia berpotensi untuk memenuhi target emisi nol bersih pada tahun 2060. Keberhasilan Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dalam tahun 2016-2017 sejumlah 11,2 juta ton CO eq melalui kerjasama REDD+ dengan Norwegia tentang perdagangan karbon patut diapresiasi.

Pemerintah Indonesia sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Biadang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam Dialog Iklim Tingkat Tinggi Tri Hita Karana yang bertajuk Transisi Energi Bersih Indonesia dan Ambisi Iklim untuk Emisi Nol Bersih, Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) / Greenhouse Gas (GHG) sebesar 29% dengan menggunakan sumber daya dalam negeri dan hingga 41% dengan bantuan internasional. Termasuk didalamnya yakni sektor keuangan, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas dengan skenario bisnis seperti biasa pada tahun 2030. Pemerintah bertekad untuk mempercepat kemajuan, termasuk menjajaki kemungkinan mencapai Emisi Nol Bersih lebih awal dari yang direncanakan seperti yang akan dilakukan di Bali, Danau Toba dan kawasan ekonomi khusus.

Sebagai warga negara, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk membantu pemerintah mewujudkan emisi nol bersih diantaranya:

  • Mengurangi konsumsi daging dan memperbanyak sayur. Penelitian menunjukan bahwa setiap harinya, jika kita tidak mengonsumsi daging dan produk susu, kita dapat mengurangi jejak karbon sebesar 4 kg yang menjadi 1.460 kg setahun.
  • Mengurangi penggunaan gadget. Meskipun emisi karbon pada saat menggunakan gadget lebih kecil dari pada pada saat manufakturnya, tetapi tetap menyumbang konsumsi energi dalam jumlah besar yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global.
  • Mematikan semua peralatan elektronik yang saat tidak digunakan dan memakai barang elektronik yang hemat energi.
  • Memasang panel surya (solar cell). Listrik yang dihasil dari panel surya juga dapat mengurangi produksi CO ke udara sehingga dapat mengurangi emisi karbon.
  • Menggunakan transporatasi umum. Transportasi umum mengurangi konsumsi energi dan CO berbahaya yang merusak lingkungan. Bepergian dengan transportasi umum tentunya menggunakan lebih sedikit energi dan menghasilkan lebih sedikit polusi daripada menggunakan kendaraan pribadi.
  • Melakukan penanaman pohon
  • Mengolah sampah dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
  • Memakai produk yang ramah lingkungan.
  • Menjaga kelestarian alam  dan kesuburan tanah. Tanah menyerap karbon sebanyak 64 %. Sedangkan sisanya; 23 % diserap oleh laut dan 20 % oleh hutan.

Kesuksesan Indonesia mencapai emisi nol bersih di tahun 2060 optimis dapat terealisasi jika seluruh rakyat berpartisipasi aktif. Di lain pihak, pemerintah harus tetap konsisten untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan, mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien serta berkolaborasi dengan pihak berkait di dalam dan luar negeri. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun