Mohon tunggu...
Unu Nurahman
Unu Nurahman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 Leuwimunding Kabupaten Majalengka dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Prodi Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Sebelas April Sumedang

Guru Penggerak Angkatan 2 Pengajar Praktik PGP Angkatan 6 dan 9 Sie, Humas Komunitas Guru Penggerak Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Penggerak dan Pelestarian Nilai-nilai Pancasila

21 Oktober 2021   21:51 Diperbarui: 9 April 2024   12:22 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Guru Penggerak (GP) sebagai pemimpin pembelajaran (instructional leader) memiliki tugas untuk mencetak pelajar Indonesia yang berkompetensi global dan memiliki nilai-nilai Pancasila.

Oleh UNU NURAHMAN 

CGP Angkatan ke-2 Kabupaten Majalengka

Fasilitator: YADI GUNAWIADI, S.Pd.,M.M.Pd.

Pengajar Praktik: ENDUNG, S.Pd.

Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 153/Tahun 1967, tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hal ini  mengingatkan kita kepada peristiwa yang terjadi di Jakarta pada 1 Oktober 1965, dimana TNI AD dibawah pimpinan Mayjen Suharto (Pangkostrad) yang didukung sepenuhnya oleh Jenderal A.H. Nasution berhasil menggagalkan kudeta yang dilakukan oleh PKI. 

Beberapa jam sebelumnya sepasukan militer yang telah diindoktrinasi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) melakukan pembunuhan dan penculikan terhadap 6 perwira tinggi 1 perwira pertama TNI AD. Gerakan militer itu membentuk Dewan Revolusi diketuai oleh Letkol Untung yang mengambil alih kekuasaan Negara dari tangan Presiden Sukarno dengan mendemisionerkan Kabinet Dwikora.

Sejarah mencatat, 17 tahun sebelumnya pada 18 September 1948 Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang terdiri atas Partai Komunis Indonesia, Partai Sosialis Indonesia, Partai Buruh Indonesia, Pemuda Rakyat, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia.dibawah pimpinan Musso cs melakukan pemberontakan kepada Pemerintah Republik Indonesia di Madiun. 

Namun dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa, TNI cq.Divisi Siliwangi dan satuan lain yang setia kepada NKRI dan Pancasila dipimpin oleh Kolonel A.H. Nasution dapat menumpas pemberontakan ini. Muso berhasil ditembak mati dan jenazah dibakar oleh rakyat yang anti komunis.

Guru Penggerak yang merupakan episode kelima Program Merdeka Belajar, mempunyai tugas mencetak dan mengawal tumbuh kembangnya secara holistik Pelajar Pancasila yaitu perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kemendikbud Tahun 2020-2024. 

Adapun ciri profil pelajar Pancasila adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) dan berahlak mulia, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis dan berkebhinekaan global.

Lebih lanjut nilai profil pelajar Pancasila dijabarkan sebagai berikut:

  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan YME Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

  • Berkebinekaan global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

  • Bergotong royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

  • Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

  • Bernalar kritis

     Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.

  • Kreatif

     Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

Pembiasaan nilai nilai diatas tidak dapat berdiri sendiri dalam membentuk budaya ajar (learning culture) akan tetapi dapat diterapkan dalam 3 ruang lingkup yaitu

  • Kegiatan rutin: kegiatan yang dilakukan di luar waktu belajar akademik. Misalnya, kegiatan membaca bersama, kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka.
  • Terintegrasi dalam pembelajaran: sebagai strategi pembelajaran atau diintegrasikan dalam kurikulum. Misalnya, melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah, dll.
  • Protokol: budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu. Misalnya, menjaga ketenangan di ruang perpustakan, berdoa di mushola sekolah dengan khidmat, dll.

Dengan penanaman nilai Pancasila diharapkan dapat membentengi murid dari paham Neo Komunisme yang ingin mengganti dasar Negara Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun