Mohon tunggu...
Untung Budiyanto
Untung Budiyanto Mohon Tunggu... LAPRINDO ANGKATAN 48

Refraksi (1E/25097)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memahami Gejala Dan Penyebab Miopia Tinggi

11 Oktober 2025   16:56 Diperbarui: 11 Oktober 2025   16:56 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miopia, yang juga dikenal sebagai rabun jauh, adalah masalah penglihatan umum yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Miopia ringan mungkin tidak memerlukan kacamata korektif segera, tetapi jika mata tidak dirawat dengan benar, miopia ringan atau sedang dapat berkembang menjadi miopia tinggi.

Apa itu Miopia?

Miopia terjadi ketika bola mata terlalu panjang, atau kornea (bagian transparan di bagian depan mata) terlalu melengkung, yang menyebabkan cahaya yang masuk ke mata terfokus di depan retina, bukan langsung di retina. Hal ini menyebabkan penglihatan kabur untuk objek yang jauh, sementara penglihatan dekat tetap jelas.

Miopia sering kali dimulai sejak masa kanak-kanak dan dapat memburuk seiring pertumbuhan mata. Umumnya, miopia akan stabil pada usia sekitar 20 tahun, tetapi dalam beberapa kasus, terutama pada miopia tingkat tinggi, masalah penglihatan dapat terus memburuk.

Apa itu Miopia Tinggi?

Miopia tinggi merupakan bentuk miopia yang lebih parah, dengan kesalahan refraksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan miopia biasa. Biasanya, ketika miopia mencapai lebih dari -6.00 dioptri (D), maka hal tersebut didefinisikan sebagai miopia tinggi. Dioptri (D) adalah satuan yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan masalah penglihatan, dengan nilai negatif menunjukkan miopia.

Pada miopia tinggi, bola mata lebih panjang daripada pada kasus ringan atau sedang, yang menyebabkan cahaya terfokus di depan retina, sehingga penglihatan kabur untuk objek yang jauh. Bahkan dengan kacamata korektif seperti kacamata atau lensa kontak, penglihatan tetap dapat terganggu secara signifikan. Jika tidak diobati atau tidak ditangani, miopia tinggi dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang memengaruhi kesehatan mata.

Apa Penyebab Miopia Tinggi?

Perkembangan miopia tinggi merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, termasuk pengaruh genetik dan lingkungan. Riwayat keluarga yang menderita miopia merupakan faktor risiko yang signifikan untuk miopia tinggi. Jika salah satu atau kedua orang tua menderita miopia, kemungkinan anak mereka mengalami miopia meningkat. Selain itu, aktivitas kerja jarak dekat yang berkepanjangan, seperti membaca dalam waktu lama, menggunakan telepon pintar, atau menatap layar komputer, dapat berkontribusi terhadap perkembangan dan progresi miopia. Miopia tinggi biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, dan seiring pertumbuhan anak, bola mata dapat terus memanjang, yang menyebabkan miopia semakin parah. Dalam kebanyakan kasus, miopia tinggi stabil selama masa remaja atau sekitar usia 20 tahun.

Gejala Miopia Tinggi

Gejala utama miopia tinggi adalah penglihatan kabur saat melihat jarak jauh. Namun, penderita miopia tinggi juga dapat mengalami gejala lain dan potensi komplikasi mata, termasuk:

  1. Penglihatan Jauh Kabur: Orang dengan miopia tinggi mungkin masih kesulitan melihat objek yang jauh dengan jelas, bahkan saat mengenakan kacamata korektif atau lensa kontak. Hal ini dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari seperti mengemudi, menonton televisi, atau membaca rambu-rambu yang jauh.
  2. Perubahan Resep yang Sering Terjadi: Penderita miopia tinggi sering kali mendapati bahwa resep kacamata atau lensa kontak mereka perlu sering disesuaikan. Ini bisa jadi merupakan tanda bahwa miopia sedang berkembang.
  3. Kelelahan Mata dan Sakit Kepala: Akibat upaya terus-menerus untuk fokus pada objek yang jauh, penderita miopia tinggi dapat mengalami ketegangan mata atau sakit kepala. Ketidaknyamanan ini dapat mengganggu waktu membaca atau menggunakan perangkat elektronik dalam waktu lama.
  4. Meningkatnya Risiko Penyakit Mata: Mereka yang memiliki miopia tinggi berisiko lebih tinggi terkena kondisi mata yang parah, seperti ablasi retina, glaukoma, katarak, dan degenerasi makula.

Jangkauan Miopia Tinggi

Tingkat keparahan miopia biasanya diukur dalam satuan dioptri (D). Semakin tinggi nilai dioptri, semakin parah miopianya. Miopia tinggi dikategorikan ke dalam beberapa tahap berikut berdasarkan nilai dioptri:

  • Miopia Ringan: 0.00 D hingga -3.00 D
  • Miopia sedang: -3.00 D hingga -6.00 D
  • Miopia Tinggi: -6.00 D hingga -10.00 D, umumnya menyebabkan penglihatan jauh kabur parah.
  • Miopia Tinggi Ekstrem: Lebih besar dari -10.00 D. Pada tahap ini, miopia sering dikaitkan dengan gangguan penglihatan serius dan peningkatan risiko komplikasi mata seperti ablasi retina dan degenerasi makula.

Pengobatan Miopia Tinggi

Meskipun miopia tinggi tidak dapat “disembuhkan” sepenuhnya, beberapa perawatan dapat membantu mengelola kondisi tersebut dan mengurangi kehilangan penglihatan lebih lanjut:

  • Kacamata dan Lensa Kontak: Penanganan yang paling umum adalah mengenakan kacamata atau lensa kontak untuk mengoreksi kelainan refraksi. Hal ini memungkinkan penderita miopia tinggi untuk melihat objek yang jauh dengan lebih jelas. Namun, seiring memburuknya miopia, resep kacamata atau lensa kontak mungkin perlu penyesuaian yang sering.
  • Bedah Refraktif (LASIK, PRK): Operasi laser mata seperti LASIK atau PRK dapat menjadi pilihan pengobatan bagi sebagian pasien miopia tinggi. Operasi ini membentuk kembali kornea untuk memperbaiki penglihatan dan mengurangi ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak. Namun, operasi refraktif mungkin tidak cocok untuk miopia tinggi yang ekstrem, karena dapat meningkatkan risiko komplikasi.
  • Ortokeratologi (Orto-K): Perawatan nonbedah ini melibatkan penggunaan lensa kontak yang dirancang khusus semalaman untuk membentuk kembali kornea sementara. Lensa Ortho-K membantu menjaga penglihatan tetap jernih di siang hari dan dapat memperlambat perkembangan miopia.
  • Tetes Mata Atropin: Tetes mata atropin dosis rendah telah terbukti memperlambat perkembangan miopia pada anak-anak, dan dalam beberapa kasus, dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan miopia tinggi, terutama pada remaja.
  • Perawatan Bedah untuk Masalah Retina: Jika terjadi komplikasi seperti ablasi retina, pembedahan mungkin diperlukan, seperti operasi pengikatan sklera atau vitrektomi, untuk memperbaiki retina dan mencegah hilangnya penglihatan.

Bagaimana Cara Mengurangi Miopia?

Meskipun tidak ada obat untuk miopia tinggi, beberapa tindakan dapat secara efektif mengelola kondisi tersebut dan mengurangi risiko perkembangan lebih lanjut:

  • Pemeriksaan Mata Reguler: Pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk memantau perubahan penglihatan, mendeteksi potensi komplikasi sejak dini, dan memastikan perawatan yang tepat.
  • Batasi Aktivitas Dekat Pekerjaan: Membatasi aktivitas kerja jarak dekat yang berkepanjangan, seperti membaca atau menggunakan perangkat elektronik, dapat membantu memperlambat perkembangan miopia.
  • Tingkatkan Aktivitas Luar Ruangan: Mendorong anak-anak untuk menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan, terutama dalam cahaya alami, telah terbukti mengurangi kejadian miopia, terutama pada anak-anak.
  • Pencahayaan dan Postur yang Tepat: Memastikan pencahayaan yang cukup saat membaca atau bekerja, serta menjaga postur tubuh yang tepat, dapat membantu mengurangi ketegangan mata dan mencegah memburuknya miopia.

Miopia tinggi adalah bentuk miopia parah yang berdampak signifikan pada penglihatan dan meningkatkan risiko berbagai penyakit mata. Meskipun penyebabnya multifaktorial, termasuk faktor genetik dan lingkungan, memahami gejala dan pilihan pengobatan sangat penting untuk mengelola kondisi tersebut secara efektif. Kacamata, lensa kontak, operasi refraktif, dan ortokeratologi adalah perawatan umum, dan menerapkan gaya hidup sehat dan pemeriksaan mata rutin dapat membantu memperlambat perkembangan miopia dan menjaga kesehatan mata.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun