Mohon tunggu...
Unimma
Unimma Mohon Tunggu... Akun Resmi Universitas Muhammadiyah Magelang

Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) adalah kampus Islami terakreditasi UNGGUL yang mencetak lulusan profesional, berakhlak mulia, dan siap bersaing global.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prof Muji UNIMMA Berikan Tips Memeriksa Tanda-tanda Jurnal Akan Discontiued dari Scopus

6 September 2025   22:51 Diperbarui: 6 September 2025   23:05 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara periksa content coverage jurnal di Scopus (Sumber: https://muji.blog.unimma.ac.id/)

Scopus dikenal luas sebagai salah satu basis data indeksasi jurnal terbesar dan paling bereputasi di dunia. Bagi peneliti, dosen, maupun mahasiswa, publikasi di jurnal yang terindeks Scopus sering menjadi syarat penting, baik untuk memenuhi kebutuhan akademik, pengembangan karier, maupun penilaian kinerja.

Namun, tidak semua jurnal mampu bertahan di dalam indeks ini. Sebagian jurnal justru mengalami status discontinued atau dihentikan dari pengindeksan. Penyebabnya pun beragam, mulai dari masalah kualitas hingga pelanggaran etika publikasi.

Fenomena ini penting untuk dipahami karena publikasi di jurnal yang sudah discontinued bisa berdampak serius. Reputasi penulis bisa dipertanyakan, hasil publikasi tidak diakui dalam penilaian jabatan akademik, bahkan citra institusi juga ikut terkena imbas.

Mengapa Jurnal Bisa Discontinued?

Menurut Prof. Muji Setiyo dari Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), Scopus secara rutin mengevaluasi seluruh jurnal yang mereka indeks. Jika ditemukan praktik yang tidak sesuai standar, jurnal bisa kehilangan statusnya.

Beberapa penyebab umumnya meliputi:

  • Tidak adanya peer review yang memadai.

  • Manipulasi sitasi, misalnya self-citation berlebihan.

  • Lonjakan jumlah artikel yang tidak wajar tanpa peningkatan kapasitas editorial.

  • Inkonstistensi jadwal dan kualitas penerbitan.

  • Indikasi praktik predatorik, seperti menerima artikel tanpa seleksi ketat demi keuntungan finansial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun