Mohon tunggu...
Unimma
Unimma Mohon Tunggu... Akun Resmi Universitas Muhammadiyah Magelang

Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) adalah kampus Islami terakreditasi UNGGUL yang mencetak lulusan profesional, berakhlak mulia, dan siap bersaing global.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tips Menghindari Joki Publikasi dan Jurnal Predator dari Prof Muji UNIMMA

9 Agustus 2025   05:00 Diperbarui: 9 Agustus 2025   00:16 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi cara menghindari joki publikasi dan jurnal predator (Sumber: https://muji.blog.unimma.ac.id/)

Publikasi ilmiah adalah salah satu tolok ukur penting bagi dosen dan peneliti. Ia menjadi bukti kontribusi akademisi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, di balik tuntutan itu, muncul dua ancaman yang bisa merusak integritas akademik: joki publikasi dan jurnal predator.

Prof. Muji Setiyo, Dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), membagikan pandangannya tentang cara menghindari jebakan tersebut. Menurutnya, ada tiga kunci utama yang harus dipegang: niat, proses, dan integritas.

Pandangan ini ia sampaikan dalam sebuah rekaman diskusi yang dibagikan di media sosial, dengan Adhan Efendy sebagai moderator. Dalam percakapan yang hangat tersebut, Prof Muji menuturkan pengalaman dan pemikirannya, lengkap dengan analogi-analogi yang membumi sehingga mudah dipahami, bahkan oleh pembaca yang baru mengenal dunia publikasi ilmiah.

1. Awali dengan Niat yang Benar

Prof Muji menekankan bahwa publikasi ilmiah, layaknya amal ibadah, dinilai pertama dari niatnya.

"Kalau niatnya benar, kita akan ditunjukkan jalan yang benar. Saya memandang publikasi sebagai amal akademik---berbagi gagasan untuk memberi pencerahan, walaupun kecil," ujarnya.

Niat yang lurus membuat penulis lebih sabar menjalani proses, tanpa tergoda jalan pintas.

2. Pahami Karakter Jurnal

Bagi Prof Muji, memahami karakter jurnal adalah langkah penting sebelum mengirim naskah. Ia mengibaratkan publikasi seperti mendaki gunung. Jika ingin mencapai puncak Rinjani atau Semeru, pendaki harus mempelajari jalur, medan, dan persiapannya. Begitu juga dengan publikasi: baca artikel yang sudah terbit di jurnal tersebut, pahami topik dan fokusnya, ikuti format yang diminta, serta siapkan mental untuk menerima revisi atau penolakan.

3. Waspadai Godaan Jalan Pintas

Joki publikasi dan jurnal predator sering menawarkan kemudahan layaknya "naik helikopter" ke puncak gunung. Cepat, tanpa lelah, dan tampak menguntungkan. Namun, cara ini menghilangkan kesempatan belajar, merusak reputasi, dan bahkan bisa memicu sanksi etik.

4. Ketahui Kerugian Terjebak

Menurut Prof Muji, tidak ada keuntungan sehat dari praktik ini. Kerugiannya meliputi:

  • Hilangnya integritas akademik.

  • Potensi sanksi dari kampus atau lembaga.

  • Tidak berkembangnya kemampuan menulis dan meneliti.

  • Karya ilmiah tidak bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

5. Pegang Teguh Integritas

Menghindari joki publikasi dan jurnal predator bukan hanya soal mematuhi aturan, tapi menjaga martabat sebagai akademisi. Dengan niat yang benar dan proses yang sahih, seorang peneliti tidak hanya sampai pada tujuan, tetapi juga membawa pulang pengalaman, kemampuan, dan kebanggaan yang sejati.

"Dalam dunia akademik, perjalanan sering kali sama berharganya dengan tujuan itu sendiri," tutup Prof Muji.

Pesan Prof Muji menjadi pengingat bahwa publikasi ilmiah bukanlah sekadar kewajiban administratif, melainkan perjalanan intelektual yang membentuk karakter, keterampilan, dan reputasi seorang akademisi. Menghindari joki publikasi dan jurnal predator berarti menjaga kemurnian niat, menghormati proses, dan menegakkan integritas. Dengan begitu, setiap karya yang lahir bukan hanya memenuhi target, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. (Ening Widi)

muji.blog.unimma.ac.id

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun