Hilangnya integritas akademik.
Potensi sanksi dari kampus atau lembaga.
Tidak berkembangnya kemampuan menulis dan meneliti.
Karya ilmiah tidak bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
5. Pegang Teguh Integritas
Menghindari joki publikasi dan jurnal predator bukan hanya soal mematuhi aturan, tapi menjaga martabat sebagai akademisi. Dengan niat yang benar dan proses yang sahih, seorang peneliti tidak hanya sampai pada tujuan, tetapi juga membawa pulang pengalaman, kemampuan, dan kebanggaan yang sejati.
"Dalam dunia akademik, perjalanan sering kali sama berharganya dengan tujuan itu sendiri," tutup Prof Muji.
Pesan Prof Muji menjadi pengingat bahwa publikasi ilmiah bukanlah sekadar kewajiban administratif, melainkan perjalanan intelektual yang membentuk karakter, keterampilan, dan reputasi seorang akademisi. Menghindari joki publikasi dan jurnal predator berarti menjaga kemurnian niat, menghormati proses, dan menegakkan integritas. Dengan begitu, setiap karya yang lahir bukan hanya memenuhi target, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. (Ening Widi)
muji.blog.unimma.ac.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI