"Jika hasil beliau negatif. Kita tak segan untuk keluar. Aman. Aku sudah rindu menghirup udara segar."
"Sama. Aku juga ingin pergi ke kolam lele, beberapa hari makan daging sapi, bosan."
Dag dig dug, rasa hati melebihi saat hendak dilamar. Atau kencan pertama bersama pacar. Wah itu sih bisa membuat tertawa lebar. Kurasa ini tak sekadar ujian sabar. Lebih pada bagaimana menata hati untuk tetap tegar.
Gawaiku kembali bergetar. Beberapa notif bertambah menambah penantian dalam ketidakpastian semakin ditebar. Dag dig dug. Tak hanya perasaan, namun kerja jantung kian berlari kencang. Penasaranpun tak henti dihembuskan.
Aku kembali pada angan yang menerawang. Hingga menembus batas ruang keyakinan. Serangkai notif hadir secara bersamaan. Beragam kabar disampaikan. Dan akhirnya.... Dag dig dug. Rasaku berkecamuk.
Kali ini tak hanya mata. Namun hati turut berkaca. Sembari tangan berbicara. Kutundukkan diri tersungkur dalam simpuh luruh di hadap-Nya. Terimakasih. Dag dig dug ujung dari sebuah penantian. Menemui satu titik harapan, negatif kan!! Alhamdulillah.
Niek~
Jogjakarta, 7 Agustus 2020