Kau pasti tau, bagaimana bumi mengurai rindu
Tentang langit biru, pun senyum penghuni jerami merdu
Beradu pada titian masa
Nyata, bukan fatamorgana belaka
Lereng gunung dipijak
Pada sentuhan bukit kaujejak
Begitu lekat
Tak tersentuh noda, hanya doa dipanjat
Dulu,
Alunan itu kerap mengiring langkah
Saat menyusur pematang sawah
Tak ada semburat gundah, semua terasa mudah
Hanya baluran cinta
Kerap lumuri batang rasa
Hanyut pada untaian makna suka
Terlena, dibuai Sang Maha Karya
Meski bumi tak banyak bicara
Dalam diam terukir asa
Kala itu, manusia masih bisa menjaga
Rona pun tetap terjaga
Tetiba bumi resah
Seribu bahasa terurai, gelisah
Di balik tarian alam
Rupanya Dia bercerita kelam
Masih tersisa tanya
Sejak bila bumi kecewa
Tangan-tangan tak henti bercengkerama
Menuai pilu di ujung jelaga masa
Dimanakah cinta?
Yang kau puja dari balik guci cerita
Bertaut ratap di secawan mimpi
Bersenandung dawai di reruntuhan sepi
Dengarlah,
Biarkan bumiku bicara
Jangan kau tutup mata
Agar terbaca segala pinta-Nya
Niek~
Jogjakarta, 22 Maret 2020
Telah tayang di secangkirkopibersama.com dan sudah dimodifikasi