Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dengarlah, Bumiku Bicara

23 Maret 2020   07:17 Diperbarui: 23 Maret 2020   07:17 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : idntimes.com

Kau pasti tau, bagaimana bumi mengurai rindu
Tentang langit biru, pun senyum penghuni jerami merdu
Beradu pada titian masa
Nyata, bukan fatamorgana belaka

Lereng gunung dipijak
Pada sentuhan bukit kaujejak
Begitu lekat
Tak tersentuh noda, hanya doa dipanjat

Dulu,
Alunan itu kerap mengiring langkah
Saat menyusur pematang sawah
Tak ada semburat gundah, semua terasa mudah

Hanya baluran cinta
Kerap lumuri batang rasa
Hanyut pada untaian makna suka
Terlena, dibuai Sang Maha Karya

Meski bumi tak banyak bicara
Dalam diam terukir asa
Kala itu, manusia masih bisa menjaga
Rona pun tetap terjaga

Tetiba bumi resah
Seribu bahasa terurai, gelisah
Di balik tarian alam
Rupanya Dia bercerita kelam

Masih tersisa tanya
Sejak bila bumi kecewa
Tangan-tangan tak henti bercengkerama
Menuai pilu di ujung jelaga masa

Dimanakah cinta?
Yang kau puja dari balik guci cerita
Bertaut ratap di secawan mimpi
Bersenandung dawai di reruntuhan sepi

Dengarlah,
Biarkan bumiku bicara
Jangan kau tutup mata
Agar terbaca segala pinta-Nya

Niek~
Jogjakarta, 22 Maret 2020

Telah tayang di secangkirkopibersama.com dan sudah dimodifikasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun