Saya pikir, sebagai seorang ibu kita mustinya punya empati, menjaga perasaan sesama perempuan, bukan malah menjadikan anak perempuan orang lain sebagai bahan sensasi di media sosial.
Karena saya belajar dari pengalaman, betapa menyedihkan bagi dua orang yang saling mencintai dan berniat membangun keluarga, tapi terhalang oleh calon mertua ketus.Â
Sebagai seorang ibu, saya lebih memikirkan kebahagiaan anak saya dan pasangan sesuai pilihannya, asalkan calon menantu berasal dari keluarga baik-baik dan seiman, serta menjalankan ibadah salat lima waktu, itu sudah cukup.
Saya akan menerima dan menghargai pilihan anak saya, menantu itu saya anggap sebagai anak sendiri bukan anak orang lain. Saya senang mendapatkan anak perempuan, itu berkah, karena yang saya lahirkan lima anak laki-laki semua.Â
Dengan sikap penerimaan itu, saya berharap bisa membangun hubungan yang baik dengan menantu nantinya, dan demi kebahagiaan anak saya juga. Selain itu komunikasi dan empati terhadap perasaan semua pihak sangat penting untuk menjaga hubungan yang harmonis.
Jadi, wahai kompasianer muda, jika kamu dapat mertua ketus, tinggalin atau lanjut hubungan?
Menurut pendapat saya, itu tergantung pada beberapa faktor, termasuk dinamika hubungan dengan pasangan, pengaruh dari calon mertua dan kebahagiaan serta keseimbangan dalam hubungan itu sendiri. Saran saya cobalah bertanya pada diri sendiri, lalu pertimbangkan hal-hal berikut ini:
* Pertimbangkan: apakah hubungan dengan pasangan membawa kebahagiaan dan keseimbangan bagimu? Jika hubungan itu membuat kamu stres dan tidak bahagia karena dinamika dengan calon mertua, atau ada faktor lain, sebaiknya dipertimbangkan kembali.
* Apakah pasangan mendukung kamu dalam menghadapi tantangan dengan calon mertua atau hubungan secara umum? Kalau kamu dibiarkan berjuang sendirian, pikir lagi deh, kalau mau dilanjut.
* Pertimbangkan nilai-nilai pribadi yang kamu pegang (kejujuran, kepercayaan, rasa hormat dan kasih sayang), apakah nilai-nilai ini sudah sejalan dengan tujuan hubungan kamu membangun keluarga?
*Pertimbangkan juga apakah hubungan ini mendukung pertumbuhan pribadi kamu dan pasangan? Karena seharusnya hubungan yang sehat itu mendukung pertumbuhan dan perkembangan masing-masing individu.