Kemudian, pengalaman berikutnya, saya lupa dia ini pacar yang ke berapa, karena bagi saya, apapun yang terjadi, hidup harus terus berlanjut, jadi, saya tidak butuh waktu lama untuk move on.
Saya pacaran dengan orang satu daerah tapi bertemu di perantauan ketika saya sudah bekerja. Kali ini saya dapat calon mertua ketus, kalimatnya sangat tajam menusuk kalbu. Kesimpulan dari ucapan calon ibu mertua begini, " Anak sulung saya itu menjadi tulang punggung keluarga setelah bapaknya meninggal, menanggung biaya sekolah adiknya. Kayaknya kamu tidak akan sanggup menanggung beban ini, lebih baik jangan diteruskan!" enteng sekali ngomongnya.
Singkatnya, keluarga saya juga tidak mendukung hubungan kami, setelah saya mengadu kepada ibu. Bahkan nenek saya langsung bicara dengan si dia, melarang bertemu dengan saya lagi.
Duh, Gusti, betapa saya patah hati berat saat itu. Penolakan ini lebih berat dari calon mertua sebelumnya. Kenyataan bahwa si dia pun, gagal mendapat restu dari ibunya. Putus lagi deh!
Saya mencoba berpikir positif bahwa segala hal di dunia ini ada waktunya sendiri untuk terjadiÂ
Dan betapa Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pada waktunya, saya bertemu jodoh tanpa drama menghadapi mertua ketus. Alhamdulillah, kami rukun dan damai hingga saya melahirkan lima jagoan.
Dari pengalaman masa lalu itu saya mulai memahami bahwa dalam banyak budaya dan tradisi, hubungan antara mertua dan menantu adalah hubungan yang kompleks: memerlukan penyesuaian serta pemahaman yang baik dari kedua belah pihak.
Berusaha Menjadi Calon Mertua yang Bijak.
Kini anak-anak saya sudah dewasa dan mandiri, peran saya berganti menjadi mertua. Dan saya berusaha menjadi mertua yang bijak.
Anak saya yang sulung sudah menikah. Dari awal calon menantu diperkenalkan, asalkan kami seiman, saya merestui mereka, kalau itu sudah menjadi pilihannya. Selanjutnya saya tinggal mengarahkan jika memang diperlukan.
Adiknya yang belum menikah, pernah membawa pacarnya ke rumah, saya pikir berarti dia serius menjalin hubungan. Saya tulus menyambut kedatangan calon menantu dengan senang hati, berusaha menjadi calon mertua yang baik. Tidak perlu ospek calon menantu seperti yang dilakukan Soimah.