Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Beda Motivasi dan Konten Motivasi, Serupa tapi Tak Sama

9 Maret 2023   10:37 Diperbarui: 10 Maret 2023   05:17 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo by  Los Muertos Crew on Pexels.com

Bagi sebagian besar orang yang menikmati menonton tayangan-tayangan yang bersifat memotivasi, entah melalui pemaparan langsung dari para influencer ataupun hanya dari voice dan kolase-kolase gambar bergerak, pasti sepakat bahwa konten semacam ini memang sangat banyak dan menjamur di Youtube, baik dari content creator dalam negeri maupun luar negeri. 

Sebelum Youtube besar seperti sekarang, sebenarnya konten atau tayangan motivasi ini sudah ada melalui program-porgram televisi maupun seminar-seminar offline.

Konten motivasi sebelum disrupsi platform digital

Masih ingat era di mana motivasi menjadi barang yang mahal sampai-sampai kita harus merogoh kocek yang sangat dalam untuk bisa menimba ilmu pengembangan diri ini?

Sebut saja coach motivasi terkenal dunia seperti Antony Robbins, setap kali mengadakan seminar pasti ribuan orang dengan sukarela akan hadir sampai-sampai berapapun harga tiketnya akan sold out.

Demikian pula dengan coach atau motivator dalam negeri yang bahkan mempunyai programnya sendiri di salah satu stasiun TV yang sangat terkenal dan memang program tersebut sangat berjaya, mempunyai rating yang tinggi dan bertahan bebrapa tahun lamanya sebelum era digital mendisrupsi.

Dengan munculnya Youtube, semua seolah dipaksa berubah. Motivator ataupun coach yang dulunya kita kenal sebagian besar adalah orang-orang paruh baya yang memang sudah melakukan dan membuktikan sendiri materi yang mereka bawakan atau istilahnya sudah prudent.

Sekarang di era  Youtube, motivator tidak selalu harus di framing dengan sosok bapak-bapak atau ibu-ibu paruh baya yang sudah terbukti sukses dan menjalankan atau mempunyai banyak gurita bisnis, sekarang anak-anak muda yang baru belajar pengembangan diri dan baru tercerahkan pun sudah bisa menjadi motivator atau influencer di  Youtube.

Antara motivasi dan konten motivasi

Saya pribadi juga pecinta konten-konten positif dan bersifat membangun, entah itu dalam ranah  pribadi maupun sosial masyarakat, namun semakin ke sini dan semakin banyak melihat konten motivasi yang ada di Youtube, akhirnya saya sampai pada suatu kesimpulan bahwa ada yang namanya motivasi dan konten motivasi, dua hal yang sepertinya terlihat sama namun sebenarnya berbeda.

Ciri-ciri konten yang murni motivasi:

Influencer yang prudent

Dalam dunia sosial media, terlebih platform seperti Youtube, tidak ada filterisasi atau fit and proper test bagi para influencer untuk bisa memiliki channel Youtube pribadinya karena platform ini memang dibuat dengan tujuan “broadcast yourself”, yang mana siapa saja bebas dan bisa mengekspresikan diri lewat channel pribadinya. 

Dari sini kita menyaksikan ada dua kategori, real motivator dan  fake motivator, sayangnya kita seringkali tidak bisa membedakan mana influencer yang benar-benar ingin berbagi pengetahuan dan mana yang hanya sekedar lip service dan mempunyai tujuan lain. 

Influencer yang murni memotivasi biasanya mempunyai background yang mendukung dengan konten dan pesan yang disampaikan, selain itu mereka juga memiliki pengalaman  dalam dunia tersebut sehingga tahu betul kondisi real nya dan tidak hanya sekedar teori atau storytelling belaka. 

Dan karena sudah menjalani dan berada di bidang itulah, maka apa yang disampaikan bisa dikatakan valid dan bukan semata-mata hoax atau hanya sekedar mengikuti rating konten yang sedang naik daun saja.

Endorsement sesuai topik konten

Tidak bisa dipungkiri bahwa selain adsense, endorsement juga sangat dilirik oleh para pembuat konten untuk menambah pundi-pundi rupiah yang masuk. 

Memang betul kita tidak bisa hidup hanya dari idealisme belaka karena pada akhirnya kita semua membutuhkan uang untuk membiayai hidup kita. 

Namun, influencer atau motivator yang benar-benar memotivasi juga tidak akan pukul rata semua endorsement yang masuk, mereka akan memiliah-milah dan memfilter mana yang sekiranya sesuai dengan topik bahasan dan niche konten mereka, jadi tidak ada ceritanya konten pengembangan diri namun pemilik channel mengiklankan produk kecantikan atau rumah tangga.

Batas yang jelas antara fakta dan opini

Terkadang kita tidak menyadari apakah paparan yang dikemukakan oleh influencer itu adalah fakta atau opini karena memang skill story telling  berhasil membuat kita sebagai penonton terbawa arus pemaparan mereka. 

Di sini, konten yang murni memotivasi biasanya tidak sungkan untuk mencantumkan sumber bila memang mereka mendapatkan materi dari pihak lain atau biasanya mereka melakukan disclaimer bila apa yang mereka sampaikan adalah opini pribadi supaya para penontonnya tidak menelan informasi mentah-mentah dan tetap bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil setelah mendapatkan pengetahuan lewat konten yang disajikan.

Ciri-ciri konten yang sekedar “konten motivasi”:

Influencer dadakan

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, platform video seperti Youtube bisa diakses oleh siapa saja tanpa memandang status dan kelayakan karena memang channel ini bersifat pribadi. 

Mungkin ini akan tidak enak untuk didengar namun hampir sebgaian orang yang masuk ke Youtube lima tahun setelah Youtube diluncurkan tujuan pertamanya adalah uang. 

Semua orang berlomba-lomba menjadi Youtuber untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah karena memang platform ini sudah terbukti memperkaya banyak  orang lewat konten-konten yang dihasilkan. 

Melihat fenomena ini tentu sangat menggiurkan bagi banyak orang untuk juga berbondong-bondong masuk ke Youtube, salah satunya dengan menjadi motivator dadakan dengan konten motivasi-motivasi bijaknya, tanpa kita tahu lebih detail latar belakang dan pengalaman apa yang membuat mereka bisa lincah memaparkan pengetahuan ini. 

Biasanya influencer dadakan ini banyak didominasi kaum muda, meskipun ada banyak  dari mereka yang benar-benar bisa mendulang kesuksesan di usia muda, namun tidak sedikit juga yang hanya melakukan retorika dan sebatas membuat konten motivasi. Tidak ada yang salah dengan itu semua, hanya saja kita lah sebagai penonton yang harus selangkah lebih cerdas menyikapi fenomena ini.

Endorsement tanpa filter

Pernahkah kita menjumpai iklan atau endorsement di channel youtube yang tidak sesuai dengan niche konten yang dibuat, bisa jadi ciri-ciri semacam ini menunjukkan bahwa memang konten yang dibuat hanyalah sekedar konten untuk menggaet views sebanyak-banyaknya. Biasanya kita juga akan dengan sendirinya mempunyai feeling kalau konten ini tidak tulus dan hanya money oriented saja.

Suka menggiring opini

Menurut saya, motivasi yang baik adalah yang menumbuhkan kesadaran individu untuk penonton nya dan tetap menyerahkan keputusan kepada mereka, bukannya terkesan menggiring dan memaksakan opini supaya penonton menyetujui sehingga mempunyai banyak massa atau follower yang ujung-ujungnya juga akan menjadi target market si influencer itu sendiri.

Motivasi terbaik adalah diri dan lingkungan kita sendiri

Uang memang penting, namun jangan hanya demi mengejar uang dan kekayaan yang tiada batas, kita lantas mengabaikan batas-batas mana yang boleh dilanggar dan tidak, kode etik tetap harus dijunjung tinggi dan kejujuran adalah yang utama. 

Saya tidak anti konten motivasi namun saya miris melihat konten yang seharusnya bisa benar-benar mencerahkan banyak orang diajdikan tools saja untuk mengeruk untung sebanyak-banyaknya dan meninggalkan penonton yang sudah berkorban waktu dan kuota dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih mengambang, bahkan tidak sedikit yang misleading.

Mungkin kita sebagai penonton harus lebih selektif lagi memilah-milah isi konten dan siapa yang memaparkan konten, tetap berpikir kritis dan independen dalam menentukan sikap. 

Sebenarnya motivasi tidak perlu dicari-cari di luar, lihatlah diri kita dan sekeliling kita, saya rasa itu sudah cukup memberikan alasan yang kuat  untuk mendorong diri kita selangkah lebih maju dan lebih baik dari sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun