Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jeneng dan Jenang: Antara Membawa Hancur atau Subur

5 Mei 2024   14:09 Diperbarui: 5 Mei 2024   14:49 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jeneng  adalah istilah dari bahasa Jawa yang artinya nama. Jeneng adalah citra atau kesan dari seseorang yang menenpel pada dirinya. Siapa saja yang ingin agar setelah menjalankan tugasnya mendapatkan kesan, nama, citra atau jenenng yang baik.

Untuk memperoleh jeneng yang baik itulah, seseorang akan melakukan tindakan yang bisa dinilai baik oleh masayarakat.

Seorang wanita bernama Gunty, baru saja lulus SMA. Setiap harinya, Gunty selalu membantu ibunya.  Misalnya saja  sekedar menyapu atau mencuci piring di dapur.

Gunty anak yang sopan dan sayang orang tua. Tidak ada seorangpun yang boleh menghina atau mengganggu kehidupan keluarganya. Sifatnya yang terkadang kasar membuat kedua orang tuanya merasa was was.

Suatu hari, Gunty melihat ada seorang pemuda mengambil buah durian yang jatuh dari pohon dekat rumahnya, seketika itu Gunty berteriak lalu mengejar dan memukul pemuda tersebut hingga sedikit terluka.

Dan, di lain waktu, Gunty melihat ibunya meneteskan air mata di dalam kamar seorang diri.  Wanita ini berusaha mendesak dan meminta penjelasan, siapa yang begitu berani membuat ibunda tercintanya mengeluarkan air mata kesedihan. Namun ibunda Gunty bersikeras tidak mau memberitahu perihal penyebab tangisnya.

Karena tidak berhasil mendapatkan keterangan apapun, akhirnya Gunty mencari tahu sendiri penyebab ibunya menangis. Berdasarkan informasi yang diterimanya, pada hari yang bersamaan dengan saat ibunya menangis, Ibu Dudy berkunjung ke rumahnya.

Berbekal informasi ini, Gunty segera menuju ke rumah Ibu Dudy. Tanpa tedeng aling-aling, tanpa penjelasan, Gunti langsung melabrak dan memaki Ibu Dudy. Setelah puas mengeluarkan caci makinya, Gunty kembali ke rumah dan menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Gunty tidak memperdulikan apa kata ibunya. Dengan wajah yang emosi dia langsung menghampiri rumah Ibu Dudy. Kalimat demi kalimat terus diucapkanya tanpa sela. 

Tentu saja kejadian ini membuat Ibu Dudy kaget. Keluarga yang selama ini ditolong justru membalas dengan kemarahan. Sedih sekali dan sudah tidak menaruh rasa percaya kembali. Niat yang baik malah dibalas dengan yang kurang sesuai harapan. Hal ini hancur hati Ibu Dudy oleh sikap Gunty yang lancang. 

Tidak lama kemudian Gunty pulang setelah puas menyampaikan semuanya. Namun dalam hatinya bertanya, mengapa Ibu Dudy tidak membalas sepatah katapun. Mengapa ia diam dan justru menangis bersedih. Ada apa gerangan, dalam hati saat berjalan menuju rumahnya. Namun, lambat laun pikiran itu sirna. Gunty anak yang temprament membuat emosi sesaat. Kadang melakukan hal yang kurang wajar. 

Seketika itu juga ibunya memukul pundak Gunty sambil berkata : "Ibu Dudy tidak bersalah. Kami ada join bisnis, dan ternyata bisnis yang kami geluti mengalami kerugian. Ibu sedih karena sebagian tabungan yang digunakan sebagai modal bisnis tidak dapat kembali lagi...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun