Saat di rumah Diana sengaja mengecek handphone Vidi. Ini jarang Diana lakukan karna percaya Vidi adalah lelaki yang mengutamakan keluarganya dan mengasihinya. Seperti biasa memang tiada yang aneh. Semua tampak normal. "ah perasaanku saja yang berlebihan "Diana kembali tertidur mempersiapkan fisiknya untuk esok bekerja kembali.Â
Karena perhatian Vidi yang berkurang setiap harinya untuk Diana. Diana pun jadi lebih nyaman berkumpul bersama rekannya. Khusus nya Ridho setiap hari pulang bersama membuat Ridho punya perhatian lebih pada diana.Â
"Mba berangkat juga aku anter ya? Cuma sebentar aku kerumah mba. Kita ke kantor bareng" Ridho menawarkan bantuan
"Ndak usah, ndak apa apa nanti jadi merepotkan " jawab diana
"Aku ndak repot mba, kasian mba kan cape naik busway berdiri"
"Oke deh, makasih ya. Untuk bensin santai lah ya" jawab diana sambil tertawa.Â
Dari hari ke hari kebersamaan mereka. Membuat Ridho mulai menaruh perhatian lebih pada diana. Diana masih menarik dimatanya. Seorang ibu yang tangguh dan menarik. Ridho merasa diana pun menyambut perasaannya. Diluar kegiatan kerja mereka selalu intens mengirim pesan singkat melalui whatsapp. Diana pun merasa di perhatikan oleh Ridho jauh dari perhatian suaminya kini. Sampai suatu ketika Ridho dan Diana bertukar pesan
"Mba aku kagum sama kamu, seandainya dulu kamu ketemu aku dulu ya mba"
"Suka bercanda, kamu meledek aku? Udah tua nih hahaha. Kamu saja seusia adikku nomer 3"
"Ndak melihat usia mba kedewasaan itu"
"Ya udah berarti bukan takdirnya kita bersama. Kamu bisa dapet yang lebih dari wanita yang sudah tua ini"