---
## **#Lembah Biru Gn Kawi 12# -- Di Bawah Langit yang Sama **
---
Pagi hari berikutnya tu, Lembah Biru terlihat lebih hidup dari biasanya.
Burung-burung berkicau riang di antara pepohonan. Kabut tipis mulai menghilang dari lembah. Dan angin pagi membawa aroma tanah basah dan daun yang baru saja disentuh hujan semalam.
Mobil keluarga Hanung berhenti di depan rumahnya.
Aku duduk di ruang tamu, jantungku berdebar pelan. Aku sudah mempersiapkan diri, tapi tetap saja rasa gugup tidak bisa sepenuhnya hilang. Hanung menepuk tanganku dengan tenang.
"Tenang aja. Mereka baik kok. Cuma... agak tradisional dalam beberapa hal."
Aku mengangguk pelan. "Aku akan usahakan yang terbaik."
Pintu mobil dibuka. Tiga orang turun dari mobil: ibu Haning, kakak sulungnya yang laki, dan adik perempuannya. Mereka tampak ramah, tapi sorot mata mereka membuatku tahu bahwa aku sedang dinilai---meski mungkin tidak secara langsung.
Setelah sapaan hangat dan saling berkenalan, percakapan mulai mengalir. Ibu Haning bertanya tentang pekerjaanku, dari mana asalku, bagaimana aku kenal dengan Haning. Aku menjawab dengan jujur, meskipun kadang harus menahan rasa gugup.